CERITA SEX KADO SPESIAL BUAT SUAMI

Bokep JepangSeptember 25, 2018
VIP579SLOT258SLOT161FASTBET99STARBET99HOKIBET99NEXIABET

FilmBokepJepang – Kuhembuskan nafas panjang. Sudah lama aku tidak datang ke tempat ini. Kusapu pandangan ke sekeliling. Masih sama seperti terakhir kali.

Terakhir kali kesini, aku sempat menginap. Teringat bagaimana malam itu begitu panas, begitu bernafsu.
Aku selalu tersenyum sendiri setiap kali mengingatnya. Akhirnya kuketuk pintu bernomor 11 itu. Pintu terbuka. Kulihat sosok yang kukenal. Dia adalah Aan.

Hei Kak.. Dia tersenyum. Aku membalasnya.
Hei.. Dipersilakannya aku masuk.

Didalam kembali kusapu pandanganku. Masih rapi seperti terakhir kuingat, kecuali ranjang. Sprei penutup ranjang terlihat sedikit lecek. Dapat dimaklumi, karena kutahu pacar Aan ada disini. Pastilah mereka sempat bermesraan tadi. Aku kesini memang ingin bertemu dengan Nita. Itu adalah nama pacar Aan.

Nita nya lagi mandi tuh Kak, ditunggu aja sebentar. Kuanggukkan kepala.

Memang terdengar suara gemercik air. Kulihat Aan memakai lagi kaosnya. Tadi saat menyambutku, dia hanya bercelana pendek.

Duduk aja Kak, bersih kok. Kita tadi nggak ML, cuma tidurtiduran doang sambil nonton TV. Aan nyengir.

Kubalas dengan tawa kecil. Sepertinya Aan bisa membaca pikiranku. Kulihat tidak ada kursi. Semula aku ragu untuk duduk diranjang. Dia tahu kalau aku suka kebersihan.

Kami cukup tahu kebiasaan satu sama lain, meski jarang bertemu. Aan sempat menawariku minum, namun kutolak. Dia pun lalu duduk disampingku.

Gimana kuliah kamu? tanyaku.
Lumayan, semester ini IPK udah 3,5. Abis sekarang udah punya dosen private cantik. Kali ini aku tertawa lebar.

Pasti akulah yang dimaksudnya dosen private itu. Dia mengambil jurusan ekonomi, sama sepertiku saat kuliah dulu. Kini percakapan kami via sosial media sudah berkembang. Tidak hanya membahas soalsoal mesum, tapi juga akademis. Bahkan kuberikan dia kuliah singkat, saat terakhir ada dikamar ini. Kubantu dia menyusun paper ekonomi mikro. Itu semua kami lakukan sambil telanjang, tentunya.

Ditengah obrolan, Aan memegang tanganku. Dia bilang kalau dia kangen menyentuhku. Kami berciuman. Disentuhnya tubuhku dan kubiarkan saja. Saat menyentuh payudara, dia bergurau kalau terasa makin besar. Tertawaku dibuatnya. Kubilang ukurannya masih sama. Dia memang tidak berbohong kalau dia kangen. Beberapa kali Aan mengajak bertemu, tapi tidak kupenuhi. Aku tidak mau kalau kami jadi terlalu dekat. Syukurnya Aan masih bisa mengerti. Mengerti akan situasi hubungan kami.

Aku suka banget ngeliat kakak pake seragam kerja gini. Seksi, bikin horni, ucapnya sambil mengelusi pahaku.
Hei, hei.. Kutepis tangannya. Kuingatkan dia. Aku datang bukan untuk bercinta. Dia nyengir, sambil menggaruk kepalanya. Kelihatan kalau

Aan mulai bergairah. Harus kuhentikan sebelum makin parah.

Iya, iya deh Kak, tapi celana dalamnya boleh sekarang dong? Udah janjikan? Kutoel hidungnya. Dia pun nyengir lagi.

Kemarin aku memang menjanjikan hal itu. Nita boleh kujemput, asalkan dibarter celana dalam. Terdengar sedikit aneh memang. Beberapa kali sudah Aan memintanya. Bahkan sejak pertama kali kami bercinta. Katanya sih untuk kenangkenangan. Beberapa kali kuiyakan, namun belum juga kuberikan. Kubuka tas jinjing. Kuambil dari sana sebuah benda mungil berenda.

Nggak mau ah yang itu.

Dia menolak saat aku menyodorinya. Aku mengerutkan kening. Padahal kutahu itu adalah model favoritnya.

Maksudnya? tanyaku penasaran. Aan lalu mengacungkan jarinya kearah rokku.
Aku mau yang ada di dalem sana.

Tanpa menunggu tanggapanku, tangannya langsung bergerak. Diangkatnya ujung rokku sedikit. Berusaha dia memasukkan tangannya kedalam. Meski berupaya kucegah, namun akhirnya Aan berhasil. Dia berhasil menyentuh kain tipis yang ada disana. Masih berusaha kucegah kemauan Aan. Celana dalam yang kupakai nggak seksi, begitu alasanku. Dan itu benar adanya. Modelnya memang biasa saja. Namun, dia seakan tidak peduli. Dia terus memaksa. Akhirnya kuiyakan kemauannya, asalkan dilakukan pelanpelan.

Dia pun kegirangan. Aan langsung jongkok ditepi ranjang. Kedua pahaku dibukanya lebarlebar. Kini kewanitaanku tepat berada didepannya. Tangannya merogoh lagi kedalam. Dia tersenyum saat menemukan apa yang dicarinya. Pinggiran karet celana dalamku. Mulai ditariknya perlahan. Kain mungil itu terus melorot turun. Sampai akhirnya terlepas. Ditempelkannya ke hidung, sebelum dimasukkan saku.

Wangi Kak. Isinya sama wanginya nggak ya? Berusaha dibukanya lagi kedua pahaku.

Namun, kali ini bisa kucegah. Dia sudah dapat apa yang dia mau. Tidak akan kuberi lebih. Aku tahu kalau kulemah, kalau Aan mulai memainkan lidah.

Aan, jangan Aan.. tolong jangan.. Dia terus berusaha, berusaha dan berusaha.

Akhirnya aku tidak lagi kuasa. Tidak kuasa untuk bertahan. Pahaku pun kembali terbuka lebar. Kepala Aan kini sudah ada dalam rokku. Kurasakan lidahnya mulai menyapu kewanitaanku. Terus menarinari didalam sana. Sensasi geligeli nikmat kurasa. Tubuhku lalu terjerembab diranjang. Terlentang pasrah tanpa perlawanan. Kupilih untuk menikmati saja sensasi itu.

Sedang asyik berdua, tibatiba pintu kamar mandi terbuka.

Klek! Kupalingkan wajah.

Kulihat Nita berdiri didepan pintu. Dengan tubuh terbalut handuk. Ditambah ekspresi penuh kekagetan.

Hehei Nita, ucapku. Masih dalam posisi terlentang.
Hehei Kak Dita. Suasana menjadi canggung.

Kami berdua saling menatap beberapa saat.

Sedangkan dibawah sana, Aan masih sibuk dengan lidahnya. Kuangkat tubuhku. Kutepuktepuk pundak Aan, sambil memanggil namanya. Kuminta dia keluar dari rokku. Dia pun menarik kepalanya. Tersadarlah dia kalau Nita sudah selesai mandi. Namun bukannya panik, dia malah nyengir. Dan melambai kepacarnya. Ajaibnya, kecanggungan itu hanya berlangsung sebentar.

Kemudian semuanya kembali normal. Normal seperti tidak pernah terjadi apapun. Aan membuatkan teh untuk kami bertiga. Nita berias dan memakai pakaian. Sedangkan aku menonton televisi. Cukup kagum aku dengan Aan. Entah bagaimana cara dia mengendalikan Nita. Sebagai cewek, aku cukup penasaran. Bagaimana Nita tetap terlihat santai, setelah melihat pacarnya dan aku. Melihat apa yang barusan kami lakukan. Perlu kucari tahu jawabannya nanti.

Udah selesai Kak, berangkat sekarang? ucap Nita padaku.

Aku berdiri dan mengambil tas.

Boleh. Yuk.
Yah, ditinggal sendirian deh. Aan ikut berdiri dan merengut.

Nita dan aku saling pandang. Lalu melempar senyum. Kompak kami melambai ke Aan. Sempat pula kami lemparkan ciuman jauh. Rengutan Aan pun semakin menjadi.

Wow, kamarnya luas banget Kak! Nita berseru sumringah. Langsung dia berlarian disekitaran kamar. Dia juga menuju ke balkon belakang. Disana dia menyerukan kekaguman yang sama. Begitu pula saat menghempaskan diri diranjang. Geli aku melihat tingkah konyolnya itu. Seperti itulah Nita.

Aku belum mengenalnya lama. Tapi yang kutahu, dia memang sangat ekspresif. Apalagi untuk sesuatu yang membuatnya antusias.

Aku mandi dulu ya Nit , kamu santai aja dulu. Kulihat dia mengangguk.

Nita telah memegangremote televisi. Channel luar negeri bergantian muncul dilayar. Mulai kubuka satu persatu seragamku. Kubiarkan Nita melihatku menelanjangi diri. Toh kami samasama wanita, pikirku. Lagi pula dikosan Aan tadi, Nita juga melakukan hal yang sama. Dan dia tidak malu
melakukannya.

Cerita Lainnya:  Hilangnya Perawanku Di Toilet Mall

Setelahnya, kubalut tubuhku dengan handuk dan masuk kamar mandi. Didalam aku tidak lama. Hari ini tidak ada tugas luar, jadi kurasa tubuhku masih cukup bersih. Hanya lama kubasuh betis dengan air hangat. Kuuruturut pelan. Uraturatnya terasa sedikit tegang. Mungkin karena tadi banyak berdiri memakai high heels. Kukeringkan tubuhku setelah selesai. Dan kupakai kimono sebelum keluar. Diluar kulihat Nita sedang tiduran. Dia kelihatan serius menonton film. Duduk aku ditepi ranjang. Nita menoleh dan tersenyum.

Kakak cantik loh, badannya juga bagus, ucapnya Aku tersipu.

Belum pernah aku dipuji sesama wanita sebelumnya. Pernah sih, cuma tak sepolos ucapan Nita tadi.

Ah, kamu juga cantik banget kok Nit. Gantian dia tersipu.

Aku tidaklah berbohong. Nita memang gadis yang berparas cantik. Rambut panjang dicat pirang. Postur tubuh proporsional. Dia juga sangat fashionable. Idaman lakilaki normal pada umumnya. Mirip denganku kala mahasiswa dulu. Boleh dong sombong sedikit.

Saat itu kami ada disebuah kamar hotel. Hotel berbintang dipinggiran kota. Dua orang wanita cantik dikamar hotel? Eits, jangan berpikir macammacam dulu. Kami berdua normal, bukanlah penyuka sesama jenis. Disini kami sedang menunggu seseorang. Dia memang bilang akan datang sedikit terlambat. Kesempatan itu kupakai untuk ngobrol dengan Nita.

Kamu udah lama kenal sama Aan?
Udah hampir dua tahun lebih Kak.

Obrolan berlangsung santai. Banyak hal yang akhirnya kutahu tentang Nita. Ternyata dia punya kehidupan yang sulit. Dikota ini dia tinggal sendiri. Kuliah adalah citacitanya, namun ekonomi keluarganya kurang mampu. Karena itu dia harus bekerja demi biaya kuliah. Segala pekerjaan diambilnya. Sebagian adalah pekerjaan paruh waktu. Aku kagum mendengar semangatnya itu.

Disanalah lalu dia bertemu Aan. Aan membantunya mendapat beasiswa. Aan juga membantunya mendapat pekerjaan. Menjadi staf di perusahaan kenalan ayah Aan. Atas bantuan Aan itu, Nita menerima ajakannya berpacaran.

Nita memang kerap memilih pacar berdompet tebal. Semata guna menyambung hidup.
Konsekuesinya tentu saja ada. Bersetubuh salah satunya. Diakui Nita kalau Aan bukan lakilaki pertamanya. Namun bersama Aan, dia melakukan seks dengan cinta. Dia tahu Aan pacar yang setia. Maka ketika tahu Aan berselingkuh, dia cukup kaget. Hanya saja saat Aan mengenalkan diriku, Nita mengaku lega. Dia bersyukur Aan tidak tidur dengan wanita sembarangan. Begitu pengakuannya. Sejak itulah aku dan Nita menjadi dekat.

Sedang asyik mengobrol, bel pintu berbunyi.

Ting tong, ting tong..

Bangkit aku dari ranjang, dan berjalan kepintu. Kuintip siapa diluar. Kuberi isyarat Nita untuk bersiapsiap. Bunyi bel kedua kubuka pintu. Disana berdirilah dia yang kami tunggu. Dia adalah suamiku. Dia tersenyum dan memelukku. Diciumnya pula keningku. Tak lama datanglah Nita membawa cake. Suami terlihat kaget mengetahui aku tidak sendirian.

Happy birthday! teriakku dan Nita bersamaan.
Mamakasi. Suamiku kini mulai terlihat kikuk.

Aku dan Nita mulai bernyanyi. Kutarik tangan suami kedalam kamar. Walau masih kelihatan bingung, dia menurut. Usai bernyanyi kuminta suami meniup lilin. Saat lilin padam, mata suami belum juga lepas dari Nita. Aku tidak menyalahkan dia sih. Nita memang sosok yang menarik. Sampai aku berdehem, barulah pandangan itu teralihkan.

Kenalin nih Pa, ini namanya Nita. Nita ini dia suami kakak. Mereka pun berjabat tangan.
Saya Nita Om, saya kado ulang tahunnya Om.. Suami mengernyit, sedang aku sendiri tersenyum geli.
Tersenyum karena celetukan Nita yang to the point. Juga karena melihat ekspresi suami. Dan karena mendengar panggilan Om dari Nita untuk suamiku. Lucu saja mendengarnya.

Suami memandangiku penuh tanya. Baru aku hendak menjelaskan, Nita sudah melanjutkan kalimatnya.

..Saya disuruh kak Dita buat nemenin Om bobo
malem ini. Tambah bingunglah suamiku.

Aku pun tidak bisa lagi menahan tawa. Gaya bicara ceplasceplos Nita mengingatkanku pada Putri. Salah satu rekan kerjaku di kantor. Gaya flirtingnya pun sama percis. Kalau keduanya bertemu mungkin bisa disangka kakak beradik. Malah pesta ulang tahun nyeleneh ini, sebenarnya adalah ide Nita. Sekalian kenalan dengan suamiku, begitu katanya.

Guna mencairkan suasana, kupesan makanan. Kami mengobrol sambil makan malam bertiga. Situasi sedikit kaku diawal, namun kemudian perlahan jadi santai. Nita ternyata pintar sekali bersosialisasi. Suami yang semula kikuk, kini terlihat nyaman. Begitu pula saat kami pindah ngobrol di ranjang. Kulihat lamalama wajah suami memerah. Birahinya mungkin mulai bangkit. Wajar saja, karena ada rangsangan hebat didepannya. Nita cuek duduk bersila,padahal tahu dia memakai rok pendek. Begitu pun saat merubah posisi kaki. Cuek saja dia membiarkan celana dalamnya terlihat. Belum lagi tonjolan dibalik tanktop ketatnya. Benarbenar menggoda mata.

Ketika Nita permisi ke kamar mandi, suami berbisik padaku. Aku tersenyum. Kuanggukkan kepala sebagai jawaban. Dan suami balas tersenyum. Sempat kutanya keadaan si kecil dirumah mertua. Suami bilang baikbaik saja.Sama sekali tidak rewel. Mungkin akan kutelpon
dia nanti.

Nit, waktunya buka kado nih, ucapku saat Nita keluar.

Sepertinya Nita mengerti maksudku. Dia tersenyum kearahku. Diangkatnya kedua jempol. Nita lalu berjalan mendekati suamiku, dan duduk disampingnya.

Nita yang buka, apa Om yang buka? Lagilagi celetukan Nita membuatku tertawa. Suamiku ikut tersenyum. Benarbenar blakblakan banget nih anak, pikirku. Ekspresinya begitu santai. Terlihat sekali kalau membuka pakaian didepan lakilaki, bukanlah hal asing buat Nita.

Suami sepertinya tak kuat lagi menahan nafsu. Dipeluknya Nita, dan mulai dipagut bibir gadis itu. Nita melayani pagutan suami dengan baik. Bahkan saat suami memainkan lidah. Nita ikut mengadu lidahnya. Suami meminta Nita berdiri. Setelahnya, suami mulai menelanjangi Nita. Diawali dari tanktop, lalu rok pendeknya.

Suami sengaja melakukannya secara perlahan. Tersisa hanya pakaian dalam, suami berhenti sebentar. Dipandanginya tubuh sintal itu dari atas kebawah. Mirip banget dengan bodiku, demikian komentar suami. Tersipu akumendengarnya, sekaligus merasa bangga. Tidak dapat kubantah komentar itu. Bukannya risih dipandangi kami, Nita malah dengan pede berpose. Dia bahkan berputar beberapa kali bak seorang model.

Sini Nita bantu bukain bajunya Om. Maudisepong sekalian Om?
Boboleh, sahut suami singkat.

Sungguh sebuah tawaran yang tidak bisa ditolak. Mulailah Nita mempreteli pakaian suamiku. Saat Nita menurunkan boxer, penis suami langsung mengacung. Nita jongkok, dan memasukkan penis itu kedalam mulutnya. Mulai dia mengulum. Melihat Nita mengulum, aku jadi terangsang. Ini kali pertama kulihat adegan seks secara langsung. Dibalik kimono, sekujur tubuhku bergetar. Berdiri dan kudekati suami. Kudaratkan ciuman dibibirnya. Ciuman itu dalam sekejap berubah jadi panas. Suamiku pun harus berbagi konsentrasi. Antara ciumanku dan kuluman Nita.

Sambil berciuman, tangannya membuka kimonoku. Terlepaslah kain mandi itu. Kini akupun telanjang. Suami memainkan puting payudaraku. Beberapa lama, suami meminta Nita berdiri.Dibukanya bra dan celana dalam Nita. Dan kami bertiga kini sepenuhnya telanjang. Suami merebahkan diri diranjang. Dimintanya lagi Nita mulai mengoral. Nita menurut.

Cerita Lainnya:  Cerita Dewasa Tabrakan Membawa Nikmat

Melihat posisi pantat Nita yang terangkat, kuambil inisiatif. Kusentuh vaginanya dari belakang. Sejenak Nitamenoleh, lalu melempar senyuman. Jujur ini kali pertama kusentuh vagina wanita lain. Begitu Nitalanjut mengoral, kurabai lagi vaginanya. Bahkan tak lama, mulai kumainkan lidahku disana. Rasanya aneh tapi menyenangkan.

Om, masukin ya? Kudengar suami berbicara pada Nita.
Iya Om, sahutnya singkat.

Nita bangkit dan mendekatiku. Aku yang duduk ditepi ranjang dibuatnya kaget. Mendadak dia mencium bibirku. Bukan ciuman pertamaku dengan sesama wanita. Hanya saja, terasa beda saat Nita yang melakukannya. Aku bukanlah lesbian, begitu pun Nita. Namun, ciuman Nita sungguh nikmat rasanya. Soal variasi seks macam ini, harus diakui aku kalah dari Nita.

Makasi udah dibantu bikin basah Kak, yuk sekarang giliran.

Tanpa menunggu jawaban, dibantunya aku terlentang. Dibukanya pahaku lebarlebar. Berikutnya lidah Nita menari didaerah kewanitaanku. Sensasi geli pun langsung menjalari tubuhku. Dijilati pula pahaku dan daerah sekitarnya. Nita sendiri kini sedang digenjoti oleh suamiku. Digenjot dalam posisi dogie. Suamiku berdiri ditepi ranjang. Terlihat bersemangat dia menyetubuhi Nita.

Mmhh.. mmhh.. mmhh..
Aaahh.. aahh.. aahh..

Desahan Nita terdengar tertahan. Tertahan oleh bibir vaginaku. Justru yang kini terdengar adalah desahanku. Desahan karena tusukan lidah Nita.

Tidak lama kami bertiga berganti posisi. Kini aku dan Nita samasama terlentang. Terlentang mengangkang. Selangkangan kami berada di tepi ranjang. Disana pula suamiku berdiri. Posisi ini memudahkan suami bergantian menggenjoti kami. Beberapa genjotan, penisnya ada di vaginaku. Beberapa genjotan lagi, penisnya ada di vagina Nita. Demikian seterusnya. Terus bergantian.

Aaahh.. aahh.. aahh..
Ooohh.. oohh.. oohh..
Aaahh.. aahh.. aahh..

Desahan kami bertiga terdengar makin keras. Sampai memenuhi penjuru kamar hotel. Menunggu giliran digenjot, Nita menatapku. Dia tersenyum dan kubalas. Diciumnya lalu bibirku. Masih tetap terasa nikmat seperti sebelumnya. Nita juga nakal menjilati telingaku. Salah satu dari titik sensitifku. Itu membuatku kian bergairah.

Saat suami ganti menggenjot Nita, kusentuh klitorisku sendiri. Kuputarputar karena terasa gatal. Cukup sebagai selingan, sambil menunggu giliran. Gantian kini kucium bibir Nita. Ditengah ciuman, mendadak tubuhnya menegang. Desahan Nita mengencang. Rupanya suamiku mempercepatgenjotannya. Nita sampai memejamkan matanya.

Suami memegangi kedua lutut Nita. Dipakainya sebagai tumpuan. Genjotan suami kian cepat, dan terus makin cepat. Sampai terdengar sebuah erangan panjang. Suami sukses membuat Nita orgasme. Ditarik penisnya dari vagina Nita. Berganti masuk ke vaginaku. Sama seperti tadi, genjotannya juga cepat. Giliran aku dibuatnya bergelinjang. Kututup mata dan kugenggam erat sprei.

Malam itu, suami seperti berada dipuncak birahi. Staminanya terasa benarbenar berbeda. Selagi digenjot suami, kurasakan sentuhan dipayudara. Nita ternyata yang melakukannya. Dia sepertinya sudah tersadar dari orgasmenya tadi. Tidak hanya menyentuh, Nita juga mengulum putingku. Bergiliran kanan dan kiri. Tubuhku makin hebat bergelinjang. Diserang sensasi nikmat atas dan bawah. Rasanya sungguh luar biasa. Tak pernah kualami seperti itu sebelumnya.

Aaahh.. aahh.. aahh..
Aaahh.. aahh.. AAAHHH..!!

Kali ini desahanku mendominasi. Diselingi desahan suami. Sampai terakhir terdengar lenguhan panjang. Berasal dari mulutku dan suami. Kucapai orgasme yang kunanti. Mungkin itu pula yang dirasakan suami. Kurasakan semburan hangat dibawah sana. Lima sampai 6 kali kurasa. Suami berejakulasi didalam sepertinya. Aku sedang ada dalam masa suburku. Tidak masalah sih buatku. Tidak masalah kalau akhirnya nanti aku terbuahi. Aku dan suami terlentang lemas. Samasama kami nikmati pasca orgasme tadi. Nafasku belum sepenuhnya pulih, saat Nita mencium pipiku. Dia tersenyum. Aku pun demikian.

Thank you ya, ucapku.
Samasama. Begitu balasnya.
Nita tinggal ke kamar mandi dulu ya, Kak. Aku mengangguk.

Nita pun beranjak turun. Kini tinggallah aku dan suami di ranjang. Kugeser tubuhku mendekati suami. Bergelayut manja aku dipelukannya. Dia sepertinya juga sudah bisa menguasai diri. Suami mencium keningku. Kami saling tersenyum.

Ini benerbener ulang tahun papa yang paling berkesan. Tertawa kecil aku mendengarnya.
Papa suka?
Suka banget dong. Oya, emang mama kenal sama Nita dimana? Kuhindari menjawab pertanyaan itu. Kuberalih mengelus penis suami.

Momen ini kurasa kurang tepat untuk bercerita. Kurang tepat untuk mengungkap segalanya. Kalau aku berceritatentang Nita, artinya aku harus bercerita pula tentang Aan. Tahu kalau istrinya telah ditiduri seorang mahasiswa, pastilah akan merusak mood suami. Perlu kucari waktu lain yang mungkin lebih pas.
Elusanku membuat penis suami kembali keras.Suami lalu berbisik manja padaku. Dia meminta ijin menyusul Nita ke kamar mandi. Kujewer telinganya, tapi lalu kuanggukan kepala. Dengan sumringah suami turun dari ranjang.

Tak lama kudengar suara tawa dari dalam sana. Tawa suami dan juga tawa Nita. Terdengar pula beberapa kali erangan manja. Tertawa kecil aku dibuatnya. Kupakai lagi kimono guna menutupi tubuhku. Kuambil tablet dari tas. Sibuk kubalas beberapa email yang masuk. Begitu pula beberapa pesan di sosial media. Sampai suami mendongakkan kepala dari kamar mandi.

Ma, gabung sini yuk ama kita.
Oke, sahutku singkat.

Kutaruh kembali tablet kedalam tas. Kubuka kimono, dan masuk ke kamar mandi. Kulihat suami dan Nita berendam didalam jakuzi. Aku langsung bergabung. Awalnya kami hanya berbincang. Lamakelamaan suasana kembali memanas. Diawali saat suami memintaku dan Nita beradegan lesbian. Kami turuti kemauannya.

Aku dan Nita pun mulai saling raba. Saling meraba payudara. Dilanjutkan dengan berciuman, lalu mulai mengadu lidah. Lidah kami terus beraksi. Menjilati telinga, leher dan berakhir pada kedua payudara. Kami lakukan secara bergantian.

Tak kuasa menahan gairah, suami mengocok penisnya sendiri. Sebenarnya dia ingin menggarap kami langsung. Hanya saja, kami mencegahnya. Aku dan Nita ingin merampungkan lesbian show kami lebih dulu. Kami ingin memancing birahi suamiku makin tinggi. Bahkan menyentuh pun kami larang. Suami terlihat dongkol, namun hanya bisa pasrah. Sampai Nita menyodorkan vaginanya. Suami pun bersemangat menikmatinya. Disusul berikutnya dengan diriku.

Demikian seterusnya, berulang beberapa kali. Malam sudah sangat larut saat kami selesai. Kami bertiga ngosngosan diranjang. Suamiku ada ditengah, diapit aku dan Nita. Tubuh kami lemas, tapi benarbenar merasa puas. Ranjang sukses kami buat berantakan. Entah berapa kali kami berguncang diatasnya. Tubuh yang semula telah bersih, kini kembali lengket oleh keringat.

Kali ini kami terlalu lelah untuk berbilas. Kami pun memilih untuk langsung beristirahat.

Met bobo sayang. Kupeluk dan kukecup pipi suamiku.

Nita melakukan hal yang sama.

Met bobo Om. Suami membalas kecupan kami berdua.

Selanjutnya kami pun terlelap. Terlelap dalam kepuasan.

(Visited 261 times, 1 visits today)
Categories