Ngentot Dua Saudiri Tiri

Bokep JepangNovember 1, 2018
VIP579SLOT258SLOT161FASTBET99STARBET99HOKIBET99NEXIABET

FilmBokepJepang – Ceritaku ini dimulai, waktu aku SMA kelas 3, waktu itu aku baru sebulan tinggal sama ayah tiriku. Ibu menikah dengan orang ini karena karena tidak tahan hidup menjanda lamalama. Yang aku tidak sangkasangka ternyata ayah tiriku punya 2 anak cewek yang keren dan seksi habis, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Lusi dan yang satunya lagi sudah kuliah, namanya Riri. Si Lusi cocok sekali kalau dijadikan bintang iklan obat pembentuk tubuh, nah kalau si Riri paling cocok untuk iklan BH sama suplemen payudara.

Sejak pertama aku tinggal, aku selalu beranganangan bahwa dapat memiliki mereka, tapi anganangan itu selalu buyar oleh berbagai hal. Dan siang ini kebetulan tidak ada orang di rumah selain aku dengan Lusi, ini juga aku sedang kecapaian karena baru pulang sekolah. Lus! entar kalau ada perlu sama aku, aku ada di kamar, teriakku dari kamar.

Aku mulai menyalakan komputerku dan karena aku sedang suntuk, aku mulai dech surfing ke situssitus porno kesayanganku, tapi enggak lama kemudian Lusi masuk ke kamar sambil bawa buku, kelihatannya dia mau tanya pelajaran. Ben, kemaren kamu udah nyatet Biologi belom, aku pinjem dong! katanya dengan suara manja. Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF via internet, aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku.

Lus..! nich bukunya, kemarenan aku udah nyatet, kataku.
Lusi tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film BF yang sedang di komputerku.
Lus.. kamu bengong aja! kataku purapura tidak tahu.
Eh.. iya, Ben kamu nyetel apa tuh! aku bilangin bonyok loh! kata Lusi.

Eeh.. kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan, balas aku.
Mending kita nonton samasama, tenang aja aku tutup mulut kok, ajakku berusaha mencari peluang.
Bener nich, kamu kagak bilang? katanya ragu.
Suwer dech! kataku sambil mengambilkan dia kursi.

Lusi mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya.
Lus, sebelum ini kamu pernah nonton bokep kagak? tanyaku.
Pernah, noh aku punya VCDnya, jawabnya.
Wah gila juga nich cewek, diamdiam nakal juga.
Kalau ML? tanyaku lagi.
Belom, katanya, Tapi.. kalo sendiri sich sering.

Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia.
Bagaimana caranya si Beni Junior bisa puas, tidak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku hilang.
Melihat dadanya yang naikturun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang.

Lus, kamu terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya, tanyaku memancing.
Iya nic Ben, bentar yach aku ke kamar mandi dulu, katanya.
Eh.. ngapain ke kamar mandi, nih liat! kataku menunjuk ke arah celanaku.
Kasihanilah si Beni kecil, kataku.
Pikiran kamu jangan yang tidaktidak dech, katanya sambil meninggalkan kamarku.
Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut dech, kataku memancing.

Dan ternyata tidak ia gubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremasremas buah dadanya dan tangan kirinya menggosokgosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya.

Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku. Kau akan aku berikan pengalaman yang paling memuaskan, kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya. Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BHnya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh.

Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya. Kita ke dalam kamar yuk! ajaknya setelah kami berdua samasama bugil, Terserah kaulah, kataku,

Yang penting kau akan kupuaskan. Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahanlahan kami berjalan menuju kamarnya. Ben, kamu tiduran dech, kita pake 69′ mau tidak? katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, aku mulai menciumcium vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.

Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan emutannya. Jangan hentikan Ben.. Ach.. percepat Ben, aku mau keluar nich! ach.. ach.. aachh.. Ben.. aku ke.. luar, katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dankemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.

Lus, sekali lagi yah, aku belum keluar nich, pintaku.
Bentar dulu yach, aku lagi capek nich, jelasnya.
Aku tidak peduli katakatanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya.
Lus, aku masukkin sekarang yach, kataku sambil memasukkan penisku perlahanlahan.

Kelihatannya Lusi sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Lusi masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kirakira 7 cm.

Jangan Ben.. entar aku hamil! katanya tanpa berontak.
Kamu udah mens belom? tanyaku.
Udah, baru kemaren, emang kenapa? katanya.
Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya,
Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.
Ach.. ach.. ahh..! sakit Ben, a.. ach.. ahh, pelanpelan, aa.. aach.. aachh..! katanya berteriak nikmat.

Tenang aja cuma sebentar kok, Lus mending doggy style dech! kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya.
Ia menuruti katakataku, lalu mulai kukeluarmasukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluarmasukku dengan menaikturunkan pinggulnya.

Ach.. a.. aa ach.. teriaknya.
Sakit lagi Ben.. a.. aa.. ach..
Tahan aja, cuma sebentar kok, kataku sambil terus bergoyang dan meremasremas buah dadanya.

Cerita Lainnya:  Meki ABG Perawan

Ben,. ach pengen.. ach.. a.. keluar lagi Ben.. katanya.
Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich, balasku.
Cepetan Ben, enggak tahan nich, katanya semakin menegang.
A.. ach.. aachh..! yach kan keluar.
Aku juga Say.. kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya.

Kucabut penisku dan aku melihat seprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak.
Lus kamu enggak perawan yach, tanyaku.
Iya Ben, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech, jelasnya.
Ben ingat loh, jangan bilang siapasiapa, ini rahasia kita aja.Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.
Siapa sih yang bisa nolak Beni Junior, katanya mesra.

Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Lusi, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Lusi yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Lusi atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah.

Kali ini kelihatannya Lusi lagi ingin, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini. Aku menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.

Ternyata sampai malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidurtiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malang malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.

Lusi! apa Ayah sudah tidur? tanyaku melihat ternyata Lusi yang menindihiku dengan keadaan telanjang.
kamu mulai nakal Ben, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datangdatang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah telah tidur sejak jam satu tadi, katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CDku telah dibukanya.

Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek, kataku.
kamu tidak sadar yach, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok, katanya sambil memperlihatkan penisku.
Aku emut yach.

Emutanya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan.
Lus jangan cepetcepet dong, kasian Beni Junior dong!
Aku udah kepengen berat Ben! katanya lagi.
Mending seperti biasa, kita pake posisi 69′ dan kita samasama enak, kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut.

Aku mulai menjilatjilat vaginanya yang telah basah sambil tanganku memencetmencet payudaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencaricari klitorisnya.

Aach.. achh.. desahnya ketika kutemukan klitorisnya.
Ben! kamu pinter banget nemuin itilku, a.. achh.. ahh..
kamu juga makin pinter ngulum Beni kecil, kataku lagi.
Ben, kali ini kita tidak usah banyakbanyak yach, aa.. achh.. katanya sambil mendesah.
Cukup sekali aja nembaknya, taapi.. sa.. ma.. ss.. sa.. ma.. maa ac.. ach.. katanya sambil menikmati jilatanku.
Tapi Ben aku.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a.. aahh.. katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.

Kayaknya kamu harus dua kali dech! kataku sambil merubah posisi.
Ya udah dech, tapi sekarang kamu masukin yach, katanya lagi.
Bersiaplah akan aku masukkan ini sekarang, kataku sambil mengarahkan penisku ke vaginanya.
Siapsiap yach!
Ayo dech, katanya.

Ach.. a.. ahh.. desahnya ketika kumasukkan penisku.
Pelanpelan dong!
Inikan udah pelan Lus, kataku sambil mulai bergoyang.
Lus, kamu udah terangsang lagi belon? tanyaku.
Bentar lagi Ben, katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.

Sambil bercumbu dong Ben!
Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betulbetul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir.
Lus kamu udah punya pacar belom? tanyaku.Aku udah tapi baru abis putus, katanya sambil mendesah.

Ben pacar aku itu enggak tau loh soal benginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.
Ach yang bener? tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.
Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aa.. ach.. achh, katanya terputusputus.
Tahan aja, atau kamu mau udahan? kataku menggoda.
Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, achh.. aa.. ahh.. aku percepat yach Ben, katanya.

Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.
Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar dech, kataku menyadari bahwa sepermaku sudah mengumpul di ujung.
Achh.. ach.. bentar lagi nih.

Tahan Ben! katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tanganya mamainkan klitorisnya.
Aku juga Ben, bantu aku cari klitorisku dong! katanya menarik tanganku ke vaginanya.
Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan..
Achh.. a.. achh.. achh.. ahh.. desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya.
Aku juga Ben.. katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.
Ach.. ah.. aa.. ach.. desahnya.

Aku tidur di sini yach, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun, katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku. Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Lusi tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Riri, dan anehnya siangsiang begini Mbak Riri di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.

Cerita Lainnya:  Pesta Yang Terjadi Kembali

Siang Ben! baru pulang? Lusi mana? tanyanya.
Lusi lagi les, katanya bakal pulang sore, kataku, Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?
Aku pulang tadi malem jam tigaan, katanya.
Ben, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?
Wah gawat sepertinya Mbak Riri dengar desahannya Lusi tadi malam.
Ach tidak kok, cuma ngigo, kataku sambil berlalu ke kamar.

Ben! panggilnya, Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian, katanya dari kamarnya.
Bentar! kataku sambil berjalan menuju kamarnya, Ada film apa Mbak? tanyaku sesampai di kamarnya.
Liat aja, nanti juga tau, katanya lagi.
Mbak lagi nungguin seseorang yach? tanyaku.
Mbak, lagi nungguin kamu kok, katanya datar, Tuh liat filmnya udah mulai.

Loh inikan..? kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan katakataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.

Mbak tau kok yang semalam, katanya, Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Lusi.
Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.

Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich, godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosokgosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencetmencet payudaranya yang super besar.
Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan, katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.

Mbak mau ngapain, kan lagi asyik? tanyaku.Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan? katanya sambil membuka bajunya.

Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.
Tubuh Mbak bagus banget, kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benarbenar tidak ada cacat, putih mulus dan sekal.
Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.
Aku udah enggak tahan Ben, katanya.
Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.
Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.
Ach.. kamu nakal Ben! pantes si Lusi mau, katanya mesra.

Ben..! Mbak..! lagi dimana kalian? terdengar suara Lusi memanggil dari luar.
Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich? tanyanya sekali lagi.
Masuk aja Lus, kita lagi pesta nich, kata Mbak Riri.
Mbak! Entar kalau Lusi tau gimana? tanyaku.
Ben jangan panggil Mbak, panggil aja Riri, katanya dan ketika itu aku melihat Lusi di pintu kamar sedang membuka baju.
Rir, aku ikut yach! pinta Lusi sambil memainkan vaginanya.
Ben kamu kuat nggak? tanya Riri.
Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Lusi udah terangsang, kataku.
Lus cepet sinih emut Beni Junior, ajakku.

Tanpa menolak Lusi langsung datang mengemut penisku.
Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu, kataku pada Riri.
Ayo dech! katanya kemudian mengambil posisi.
Riri meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Lusi yang sedang mengemut penisku.
Lus, aku maenin vaginamu, katanya.

Tanpa menunggu jawaban dari Lusi ia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Riri menegangkan pahanya, dan.. Ach.. a.. aach.. aku keluar.. katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.

Sekarang ganti Lusi yach, kataku.
Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahanlahan.
Ach.. aach.. desah Lusi.
Kamu curang, Lusi kamu masukin, kok aku tidak? katanya.
Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Lusi keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri, kataku.
Yang cepet dong goyangnya! keluh Lusi.
Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.
Kak, ach.. entar lagi gant.. a.. ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach.. aa.. a.. ach..! desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.

Ayo Ben tunggu apa lagi! kata Riri sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.
Aku udah terangsang lagi.
Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya.
Gimana enak penisku ini? tanyaku.
Penis kamu kepanjangan, katanya, tapi enak!.
Kayaknya kau nggak lama lagi dech, kataku.
Sama, aku juga enggak lama lagi, katanya, Kita keluarin samasama yach! terangnya.
Di luar apa di dalem? tanyaku lagi.
Ach.. a.. aach.. di.. dalem.. aja.. katanya tidak jelas karena sambil mendesah.
Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja.. aah.. ach.. bentar lagi..
Aku.. keluar.. ach.. achh.. ahh.. desahku sambil menembakkan spermaku.
Ach.. aach.. aku.. ach.. juga.. katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.

Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan.
Ben aku mandi dulu yach, udah sore nich.
Aku juga ach, kataku.
Ben, Lus, lain kali lagi yach, pinta Riri.
Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Ben! kata Lusi.
Kapan aja kalian mau aku siap, kataku.
Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk! kata Riri mulai memegang penisku.

Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi.

Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Riri atau hanya Lusi. Oh bapak tiri, ternyata selain harta banyak, kamu juga punya dua anak yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hidup ini.

(Visited 360 times, 1 visits today)
Categories