Cerita Sex Nikmat Banget Punyamu

Bokep JepangSeptember 20, 2018
VIP579SLOT258SLOT161FASTBET99STARBET99HOKIBET99NEXIABET

FilmBokepJepang – Kali ini aku akan menceritakan kisahku yang terjadi setahun yang lalu saat siang hari aku sendirian dirumah semua keluarga yang ada dirumah pada ada acara sendiri termasuk adikku, karena memang hari ini aku tidak ada acara aku disuruh menjaga rumah dan berniat membersihkan rumah. Aku mau memberikan kejutan yang baik kepada orang-tuaku pikirku waktu itu. Cerita Sex Terbaru

Ketika aku sedang membersihkan kamarku (waktu itu aku masih tidur berdua dengan Citra, adikku yang bungsu), aku menemukan foto Citra dengan mantan pacarnya waktu SMU yang bernama Riyan. Keluargaku dan Riyan sudah cukup dekat, bahkan dia sudah aku anggap sebagai adik kandungku sendiri. Tapi sejak Citra putus darinya dan sudah memiliki pacar baru, Riyan mulai jarang main ke rumah.

Tiba-tiba aku yang kangen dengan Riyan karena sudah jarang bertemu, sempat berpikir kenapa tidak aku undang saja dia main ke rumah. Kemudian aku mengirim SMS ke nomer Riyan yang masih aku simpan di Handphone-ku.

Aku sengaja tidak memberitahukan kalau keluargaku sedang tidak ada di rumah semuanya, termasuk Citra. Takut saja kalau Riyan nanti merasa segan untuk main ke rumah. Aku sebenarnya berencana mau menjodohkan lagi Citra dengan Riyan agar dapat berpacaran kembali. Siapa tau dengan mengundang Riyan ke rumah semuanya akan sesuai dengan rencana.

Sesaat setelah mengirimkan SMS, aku melanjutkan membersihkan kamarku yang sempat terhenti sesaat, sambil menunggu balasan darinya. Sesekali aku melihat Handphone-ku apakah sudah ada balasan dari Riyan atau belum, namun cukup lama menunggu aku belum juga mendapatkan balasan darinya. Sampai akhirnya aku lupa sendiri dan larut dalam pekerjaanku.

Ketika membereskan lemari baju di kamar adikku yang cowok, aku menemukan sekeping DVD tanpa cover. Karena penasaran aku mencoba menyetel DVD tersebut di ruang tengah.

Di layar TV sekarang terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara.

Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Badanku gemetar dan jantungku berdegup kencang karena ternyata DVD tersebut adalah Blue Film.

Aku yang tadinya berniat menghentikan film tersebut dan mengembalikan ke tempatnya, memutuskan untuk melanjutkan saja. Di tengah-tengah film, pikiranku menerawang mengingat saat terakhir aku dan teman-teman kampus Citra menonton DVD seperti itu yang dilanjutkan bersetubuh dengan mereka.
Birahiku tiba-tiba saja semakin tinggi.

Aku memang sudah seminggu ini tidak melakukan masturbasi. Sehingga selama menonton, tanpa sadar bajuku sudah tidak karuan. Kaos berwarna hitam yang aku pakai, sudah terangkat sampai di atas payudara. Kemudian Bra-ku sudah dalam keadaan terlepas. Kuelus-elus sendiri payudaraku sambil sesekali kuremas.

Sungguh enak sekali rasanya, apalagi kalau sampai terkena putingnya. Celana pendekku sudah aku turunkan sampai sebatas mata kaki, lalu tanganku aku masukan ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku.

Sensasinya sungguh luar biasa! Semakin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tangan kananku semakin cepat menggosok klitoris, sementara yang satunya sibuk meremas-remas toketku sendiri.

Oohh.. Ooohh.. desahku yang sudah merasa hampir mencapai orgasme.

Tiba-tiba, pintu depan diketok. Tentu saja aku gelagapan memakai pakaianku yang terbuka disana-sini. Setelah itu aku mematikan DVD player tanpa sempat mengeluarkan Disc-nya.

Aduh gawat !! pikirku panik.

Siapa ya? Apa jangan-jangan Ayah dan Ibu? Tapi kan baru sebentar aku mulai kuatir. Dengan terburu-buru aku membukakan pintu. Ternyata di depan pintu berdiri sosok yang sudah aku kenal, yaitu Riyan mantan pacar adikku.

Halo Teteh! Tadi SMS Riyan ya? Maaf ya udah lama gak main nih katanya dengan ceria.

Kirain Riyan gak bisa datang? Kok nggak jawab SMS Teteh dulu sih? tanyaku.

Emang sengaja Teh. Kan Riyan mau ngasih surprise sama keluarga mantan pacar nih jawabnya sambil tersenyum cuek.

Oh gitu? Teteh kirain Riyan udah nggak mau lagi main ke rumah candaku sambil mempersilakan duduk di ruang tamu.

Riyan tersenyum mendengar candaku, mungkin dia juga sudah sangat kangen dengan sikap akrab yang diberikan oleh keluargaku.

Kok sepi banget sih Teh? Yang lain lagi pada kemana? tanyanya bingung melihat suasana rumahku yang lengang.

Sedang ada acara masing-masing tuh. Citra juga lagi pergi sama temannya, jadi di rumah cuma ada Teteh doang. Maaf ya Teteh gak kasih tau Riyan sebelumnya. Abisnya Teteh juga udah lama gak ngobrol sama Riyan sih aku mencoba menerangkan dan berharap Riyan dapat maklum.

Terus terang saja, aku sudah sangat kangen dengan Riyan. Ternyata Riyan pun mau mengerti maksudku. Apalagi dia juga sudah menganggap keluargaku seperti keluarga sendiri, dia saja memanggil namaku dengan Teteh berbeda dengan kebanyakan teman-teman Citra yang memanggilku dengan Kakak. Maklum saja keluarga Riyan termasuk Broken Home, tapi tidak berarti dia nakal seperti layaknya anak yang tumbuh tanpa pengawasan orangtua.

Karena sudah lama aku tidak mengrobrol dengan Riyan, kami berbicara banyak mengenai berbagai hal. Aku juga sempat memperhatikan di usianya yang menginjak 17 tahun, ia mulai tumbuh sebagai seorang pria dewasa.

Walaupun secara fisik wajahnya yang terbilang biasa saja belum banyak berubah, tinggi badannya juga masih tidak berbeda denganku, hanya sekitar 160 cm. Tapi sikapnya yang sekarang sudah jauh lebih dewasa.

Setelah cukup lama mengobrol, aku baru sadar kalau tubuhku dalam keadaan kotor setelah berberes rumah. Aku kemudian pamit dengan Riyan untuk mandi. Setelah aku selesai mandi dan berpakaian, aku mengajaknya untuk makan siang bersama. Di saat makan, aku merasa Riyan terus memperhatikan tubuhku yang saat itu memakai kaos putih ketat dan hotpants warna kulit.

Huh, dasar cowok! Dimana-mana sama aja ! omelku dalam hati.

Namun aku bisa memaklumi dia, karena pasti tubuh mungilku saat itu terlihat sangat sexy dan menggiurkan.

Ada apa Yann? Kok ngelamun sih? Lagi mikirin Citra ya? aku berpura-pura menanyakan hal lain untuk menyadarkan lamunannya.

Ah, enggak kok Teh. Citra kan sekarang udah punya pacar baru ujar Riyan sekenanya.

Riyan jangan pulang buru-buru yah. Tadi Teteh udah kasih tau ke Citra kalau Riyan sedang ada di rumah kataku berharap supaya Riyan dapat lebih lama di sini.

Iya deh Teh. Riyan juga mau di sini dulu sampe semuanya pulang jawabnya.

Ya udah, Riyan nonton TV dulu aja. Teteh mau masuk ke kamar dulu. Mau istirahat sebentar lanjutku.

Ya udah Teh, nggak apa-apa kok. Teteh istirahat aja dulu kata Riyan.

Setelah pamit ke Riyan, aku beranjak masuk ke kamar tidur. Setelah menutup pintu kamar, aku bercermin. Wajahku terbilang manis, kulit kuningku juga bersih dan mulus karena sering luluran.

Walaupun badanku mungil, tapi terbilang proporsional. Bajuku kemudian aku lepas dan mencopot Bra-ku, karena aku terbiasa tidur tanpa menggunakan Bra. Kemudian aku memperhatikan payudara milikku yang berukuran kecil namun kencang, dan tentu saja semakin membuat tubuhku tampak indah, karena sesuai dengan postur mungilku.

Aku tersenyum sendiri melihat hotpants-ku yang memang membuat aku tampak sexy. Pantas saja Riyan sampai memperhatikan tubuhku seperti itu. Aku yang dalam keadaan cukup lelah, merebahkan diriku sebentar di atas kasur tanpa memakai kaos dan mencoba beristirahat sejenak.

Belum lama beristirahat, aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah yang tepat berada di depan kamarku. Astaga! Aku baru ingat, itu pasti suara dari DVD porno yang lupa aku keluarkan tadi. Apa Riyan sedang menyetelnya? Penasaran, aku pun bangkit dari tempat tidurku, dengan terburu-buru aku memakai kaos tanpa sempat memakai Bra terlebih dahulu, kemudian dengan perlahan-lahan aku keluar dari kamarku.

Begitu aku membuka pintu kamar, aku melihat pemandangan yang mendebarkan. Riyan sedang berada di karpet depan TV sambil mengeluarkan penisnya dan mengocok-ngocoknya sendiri. Ternyata penisnya cukup besar juga untuk anak seusia dia, kurang lebih sekitar 14 cm dan sudah tampak tegang sekali.

Aku berpura-pura batuk, kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Riyan dan ikut duduk disampingnya. Dia tampak kaget menyadari aku sudah berada di sampingnya. Lalu
dengan terburu-buru dia memasukkan penisnya ke dalam celananya lagi.

Eh, Te teh ga-ak jadi istira hat ya ? kata Riyan salah tingkah. Kemudian dengan wajah panik dia mengambil remote DVD dan hendak mematikan filmnya.

Iya nih Yann, gerah banget di dalam. Eh, filmnya nggak usah dimatiin. Kita nonton berdua aja yuk! Kayaknya seru tuh ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan payudaraku yang hanya terbungkus oleh kaos putih ketatku saja.

Hah? Teteh mau i-ikut nonton ? Jangan Teh Riyan malu katanya gugup.

Cerita Lainnya:  Cerita Sex Melampiaskan Birahi Nafsunya

Kok Riyan masih malu? Kayak sama siapa saja. Riyan kan sudah seperti keluarga sendiri, masa masih malu sama Teteh? kataku meyakinkannya.

I-iya deh jawab Riyan dan tidak jadi mematikan DVD-nya.

Dengan santai aku duduk di samping Riyan sambil ikut menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga hotpants-ku semakin tertarik dan memperlihatkan paha mulusku. Adegan-adegan erotis yang diperlihatkan bintang porno itu memang sungguh menakjubkan, mereka bergumul dengan buas dan saling menghisap.

Aku melirik ke arah Riyan yang sejak tadi bergantian antara memandangi adegan panas tersebut dan terkadang juga melihat ke arah paha dan payudaraku. Terlihat ia berkali-kali menelan ludahnya. Nafasku juga mulai memburu karena terangsang melihat Film tersebut.

Yann, kamu udah pernah bersetubuh? tanyaku tiba-tiba.

Eh, kok Teteh tau-tau nanya kayak gitu sih? jawab Riyan bingung.

Riyan agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah puting payudaraku yang tercetak pada kaos putihku. Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga sekarang cetakan vagina pada Hotpants-ku terlihat jelas.

Gak usah malu Yann. Teteh bisa jaga rahasia kok ! tanyaku semakin penasaran.

Belum pernah kok Teh Beneran deh! jawab Riyan tersipu.

Tapi kamu udah sering nonton Film kayak gini kan? pancingku.

Lumayan sering sih Teh. Tapi paling Riyan nontonnya rame-rame, atau kalo lagi nonton sendirian sambil ngocok deh jawabnya mulai santai.

Yann, menurut kamu Teteh cantik gak sih? lanjutku terus menggoda Riyan.

Iya Teh! Sebenernya dari dulu Riyan udah merhatiin kalo Teteh tuh cantik timpal Riyan.
Merasa dipancing seperti itu Riyan mulai memberanikan diri untuk memegang tanganku. Aku sedikit kaget, namun membiarkan tanganku dibelai oleh telapak tangannya.

Terasa benar bahwa telapak tangan Riyan basah oleh keringat karena gugup. Karena aku biarkan, dia terus membelai-belai bagian tangan seraya perlahan-lahan mulai naik untuk mengusap pergelangan tanganku. Aku pasrah saja ketika Riyan memberanikan diri melingkarkan tangannya pada bahuku.

Namun tampaknya ia belum berani untuk menatap mataku. Sambil terus memeluk bahuku, tangan kanannya mulai berani memegang-megang payudaraku.

Enak ya Teh diginiin ? tanya Riyan disela permainan tangannya.

Emph Emph aku hanya merintih menikmati remasan Riyan pada payudaraku.

Sambil memegang payudaraku, dengan ganas Riyan mulai menciumi bibir dan leherku. Akupun dengan tak kalah ganasnya membalas ciuman-ciumannya. Keganasan kami berdua membuat suasana ruangan ini menjadi riuh oleh suara-suara kecupan dan rintihan-rintihan erotis.

Setelah beberapa menit kami berciuman, aku yang sudah terangsang berat berniat untuk melanjutkan ke bagian yang lebih jauh lagi.

Yann Sebentar deh. Teteh buka kaos dulu ya kataku menghentikan pegangannya.

Riyan hanya mengangguk mendengar kata-kataku. Tentu saja dia pasti sudah tidak sabar untuk melihat payudaraku yang tanpa terbungkus apa-apa.

Yann, payudara Teteh bagus gak? ketika aku sudah mencopot kaos ketatku sehingga payudaraku sudah terpampang jelas di hadapannya.

Ba-bagus Teh ! jawabnya dengan terbata-bata.

Riyan tampak melotot menyaksikan bagian atas tubuhku yang menggoda. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang dan melanjutkan perbuatanku. Merasa terus dipancing seperti itu, Riyan tampaknya tidak tahan lagi.

Ia langsung melumat bibirku sambil meraba-raba payudaraku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi. Aku memejamkan mata meresapinya, Riyan semakin ganas menciumiku ditambah lagi tangannya berusaha memainkan vaginaku dari luar.

Sambil melumat, lidahnya mencari cari dan berusaha masuk ke dalam mulutku, dan ketika berhasil lidahnya bergerak bebas menjilati lidahku sehingga lidahku pun ikut bermain. Sambil memejamkan mata aku mencoba untuk mengikuti arus permainan.

Dengan kuluman lidah Riyan yang agresif, ditambah remasan-remasan telapak tangannya pada kedua payudaraku, birahiku pun dengan cepat naik. Sementara di bawah sana kurasakan tangan Riyan sudah mulai meraba pahaku yang mulus.

Aaaaahh Riyann . Aaaahhhhhhh . aku mendesah panjang merasakan nikmat yang meYanna diriku.
Mulus banget paha Teteh! Bikin gemes Riyan aja nih ! sahut Riyan sambil tangannya merayap naik lagi ke selangkanganku.

Sekarang giliran Teteh yang liat badan Riyan! pintaku kepada Riyan.

Riyan yang tadinya malu-malu semakin salah tingkah mendengar permintaanku. Karena sudah sangat bernafsu aku memaksa Riyan untuk mencopot seluruh pakaiannya hingga dia bugil. Aku semakin terangsang melihat tubuh bugil Riyan dari dekat.

Badannya walaupun agak kurus tapi cukup berotot. Penisnya sudah mengacung tegak dan membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalau waktu dulu ngebayangin bentuk penis cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.

Wah penis kamu udah tegang banget Yann! Bentuknya bagus Teteh boleh isep ya !? tanyaku tidak sabar.

Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya dengan semangat.

Slurp Slurp Slurp Mmmh! Slurp Slurp Slurp Mmmh penis Riyan terasa nikmat sekali di mulutku.
Teh Aaaah Enaaakk ! Dari dulu emang Riyan pengen banget ngerasain mulut Teteh ngisep kontol Riyan.

Akhirnya kesampaian juga ! katanya sambil terus menikmati hisapanku pada penisnya.

Aku semakin bernafsu menghisap penisnya, terkadang aku juga menjilat buah zakarnya sehingga Riyan mulai mendesah.

Hmm nikmat banget penis kamu Yann! kataku memuji kenikmatan penisnya.

Aaaaahh.. Eeennakk banget! Teteh udah pengalaman yah? ceracau Riyan menikmati hisapanku.

Aku hanya melanjutkan hisapanku tanpa menghiraukan pertanyaan Riyan. Setelah beberapa menit merasakan hisapanku pada penisnya, Riyan akhirnya tak kuat lagi menahan nafsu.

Didorongnya tubuhku hingga terlentang di karpet, lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam dan ikut bekerja meremas-remas payudaraku.

Ahh Mmmh.. Uuuh.. Eenak Yann desahku keenakan.

Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.

Auwh Nikmaaaat bangeett Aaah ! desahanku semakin kencang.

Aku menggelinjang, tapi tanganku justru semakin menekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke arah vaginaku. Tangannya menarik Hotpants dan celana dalamku. Mata Riyan seperti mau copot melihat vaginaku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.
Vagina Teteh bagus gak Yann bentuknya..? tanyaku penasaran.

Bagus banget Teh! Riyan suka banget memek yang nggak ada bulunya kayak gini. Mana masih rapet banget lagi jawabnya.

Sekarang tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Lalu dengan lembut Riyan membelai permukaan vaginaku. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya meremas-remas dadaku.

Sshhhh desahku dengan agak gemetar ketika jarinya mulai menekan bagian tengah kemaluanku.
Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan nafsuku. Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja.

Hingga suatu saat birahiku sudah mulai naik, mengucurlah cairan pra-orgasmeku. Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli sekaligus nikmat di bawahku sehingga tangan Riyan terhimpit diantara kedua paha mulusku.

Eemmhh Enaaaakk bangeettt ! aku terus mendesah membangkitkan nafsu Riyan.
Setelah dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang kukeluarkan.

Dia jilati cairanku dijarinya itu, aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri. Kemudian dia cucukkan lagi tangannya ke kemaluanku, kali ini dia mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya.

Setelah puas memainkan jari-jarinya di vaginaku, kurasakan Riyan mulai menjilati pahaku yang mulus, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Kemudian Riyan membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar, aku hanya dapat bergetar saat kurasakan lidahnya menyusup ke pangkal pahaku lalu menyentuh bibir vaginaku.

Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya sungguh nikmat, geli-geli enak seperti mau pipis. Riyan terus menjilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil klitorisku atau terkadang dihisapnya dengan kuat. Tangannya juga terus mengelus paha dan pantatku yang mempercepat naiknya libidoku.

Aaahh Riyann!! Uuuhh.. Eenak Terus ! jeritku.

Slurp Slurp memek Teteh gurih banget Mmmh Slurrrppp katanya disela-sela menjilati vaginaku yang sudah mulai basah.
Riyan terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi. Tidak sampai lima menit, tubuhku mulai mengejang, rasa nikmat itu menjalar dari vagina ke seluruh tubuhku.

Aaaaaaaaaahh aku menjerit panjang merasakan nikmat pada seluruh tubuhku.

Tampaknya aku mencapai orgasme yang pertama akibat permainan jari ditambah dengan jilatan-jilatan lidah Riyan pada vaginaku. Aliran orgasmeku diseruputnya dengan bernafsu. Aku mendesis dan meremas rambutnya sebagai respon atas tindakannya.

Vaginaku terus dihisapinya selama kurang lebih lima menitan. Sensasi itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah kemudian Riyan melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.

Cerita Lainnya:  Istri Muda Pak RT

Emang enak banget deh cairan memeknya Teteh !! puji Riyan kepadaku.

Riyan jago banget sih bisa bikin keluar Teteh aku juga ikut memuji Riyan.

Teteh udah keluar kan? Sekarang giliran Riyan yah pintanya.

Riyan mau Teteh apain? tanyaku yang masih dalam keadaan lemas karena baru mencapai orgasme.
Sepongin kontol Riyan lagi dong! Abisnya bikin ketagihan sih! jawab Riyan.

Lalu Riyan duduk di sofa sambil kembali memamerkan penis miliknya yang sudah sangat tegang. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan.

Kuraih penis itu, pertama kukocok dengan lembut kemudian semakin cepat dan pelan lagi. Hal itu tentunya semakin memainkan birahi Riyan.
Aaaah Teteeeeh ! Enaak bangeeet Riyan semakin mendesah kencang.

Setelah puas mengocok-ngocok penisnya, aku mulai menjilati batangnya dengan pelan. Mungkin karena Riyan sudah dikuasai hawa nafsu, dengan setengah memaksa dia mengarahkan batang penisnya ke mulutku yang dan kemudian menjejali penisnya ke mulutku.

Aku yang tak punya pilihan lain langsung memasukkan penis itu ke mulutku. Kusambut batangnya dengan kuluman dan jilatanku, aku merasakan aroma khas pada benda itu, lidahku terus menjelajah ke kepala penisnya. Lalu kupakai ujung lidahku untuk menyeruput lubang kencingnya. Hal itu membuat Riyan blingsatan sambil meremas-remas rambutku.

Sluurpp Sluuuurp Mmmmmh.. desahku sambil menikmati setiap jengkal penisnya.

Enak ya Yann ? Hmm ? tanyaku sambil mengangkat kepala dari penis Riyan dan menatapnya dengan senyum manisku

Enaaak banget Teh Riyan mendesah-desah keenakan.

Riyan mulai mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua payudaraku. Aku semakin bernafsu mengulum, menjilati dan mengocok penisnya. Kusedot dengan keras penis hitam itu.

Kubuat pemiliknya medesah-desah, aku juga memakai lidahku untuk menyapu batangnya. Aku dapat melihat ekspresi kenikmatan pada wajah Riyan akibat teknik oralku.

Oooh Terus Teehh Riyan hampir keluar ! Riyan semakin mendesah.

Karena Riyan sudah hampir keluar, aku melepaskan hisapanku pada penisnya dan mulai mengocoknya. Aku semakin bersemangat memainkan penis miliknya yang kepalanya sekarang berwarna lebih kehitaman. Semakin lama aku semakin cepat mengocoknya.

Aaahh Riyan keluaaaarrr Teeeh..!! desahan Riyan semakin kencang.

Croot.. Croot.. tak lama kemudian penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut mulut, wajah, payudara dan hampir seluruh tubuhku. Dengan sigap aku menelan dan menjilati sperma Riyan seperti seorang yang menjilati es krim dengan nikmatnya. Aku benar-benar menikmati permainan ini.

Eeehhmmm Sluuurp aku terus menikmati menghisap penisnya.

Kemudian aku meneruskan untuk mengusap dan aku jilati semua spermanya yang berceceran di tubuhku sampai tak tersisa. Lalu aku hisap penisnya dengan kuat supaya sisa spermanya dapat kurasakan dan kutelan. Setelah aku yakin spermanya sudah benar-benar habis, aku melepaskan hisapan pada penisnya, kemudian benda itu mulai menyusut pelan-pelan.

Nikmatnya sperma kamu Yann bisiknya mesra seraya menjilat sisa-sisa spermanya yang masih menempel pada bibirku.

Obat awet muda ya Teh kata Riyan bercanda.

Yaa begitulah Makanya Teteh tetep awet muda kan? aku ikut membalas candanya.

Walaupun sudah sempat mencapai orgasme, namun birahiku belum juga padam. Aku berpikiran untuk melanjutkan permainan kami ke tahap selanjutnya.

Yann.. Ayo sekarang masukin penis Riyan ke vagina Teteh! Udah nggak tahan nih perintahku yang masih dikuasai hawa nafsu.

Tanpa pikir panjang lagi, Riyan lalu mengambil posisi duduk, kemudian diacungkan penisnya dengan ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan penisnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang penisnya itu ke dalam vaginaku.

Uuhh… Nnggghhh…! desisku saat penis yang sudah sangat keras itu membelah bibir kemaluanku.
Teteh mau tau apa yang pengen Riyan lakuin ke Teteh dari dulu? Riyan pengen ngentot Teteh sampai ketagihan !! katanya sambil tersenyum nakal.

Aaaauw Pelan-pelan dong Yann Aaakh desahku sedikit kesakitan.

Walaupun sudah tidak perawan lagi, tapi vaginaku masih sempit. Mungkin juga karena penis Riyan termasuk besar ukurannya.

Auuhh.. Enaaak Yann desahku yang semakin merasakan nikmat.

Riyan tampak merem-melek menahan nikmat. Tentu saja karena Riyan baru pertama kali melakukan ini. Lalu dengan satu sentakan kuat penisnya berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.

Aaaahh Nikmaat bangeett Laaand . teriakku.

Aku melonjakkan pantatku karena merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kurasakan cairan hangat vaginaku mengalir di pahaku. Masa bodoh dengan status Riyan yang adalah mantan pacar adikku! Sudah kepalang tanggung pikirku, aku ingin merasakan nikmatnya bersetubuh hingga orgasme dengan Riyan. Sesaat kemudian Riyan memompa pantatnya maju mundur.

Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb! suara penisnya sedang keluar masuk di vaginaku.

Aakh ! Aaaakh ! Nikmaaat banget Laand aku meneriakkan nama Riyan.

Aku menjerit-jerit karena merasakan nikmat yang luar biasa saat itu. Vaginaku yang sudah basah sekarang dimasuki dengan lancar oleh penis Riyan yang sangat tegang itu.

Ooh Lebih keras lagiii Laand Lebih cepaaat jeritku kenikmatan.

Keringat kami yang bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Riyan malah mencabut penisnya, mungkin ia lelah dengan posisi ini.

Dasar ABG ! umpatku dalam hati.

Aku jadi tidak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kuarahkan batang penis Riyan untuk masuk ke dalam liang vaginaku.

Ooooooh.. Riyaaannn !! aku menjerit keenakan.

Lalu dengan semangat aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.
Ouuh.. Memek Teteh enak bangeeet ! Penis Riyan serasa dipijat desahnya.

Uggh.. Uuuh.. Penis Riyannn Juga nikmaat aku juga memuji keperkasaan penisnya.

Kedua tubuh kami sudah sangat basah oleh keringat. Karpet di ruangan ini pun sudah basah oleh cairan sperma Riyan maupun lendir yang meleleh dari vaginaku. Namun entah kekuatan apa yang ada pada diri kami, kami masih saling memompa, merintih, melenguh, dan mengerang.

Aku menghujamkan vaginaku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh tubuhku bergetar hebat.

Teeeh Riyan bentar lagi keluar nih ! erangnya panjang sambil meringis.

Hal yang sama pula dirasakan olehku, aku tidak sanggup lagi menahan gelombang orgasme yang menerpaku demikian dahsyat.

Aaaaaah Teteeeh juga udah mau keluar Yann !! Kita keluar sama-sama Yann !! aku berteriak kencang karena sudah hampir mencapai orgasme.

Oooohh… Teeehhh Aaaaaahh !! Riyan berteriak panjang.

Goyanganku semakin kupercepat dan pada saat yang bersamaan kami berdua saling berciuman sambil berpelukan erat. Cret.. Cret.. kami berdua mengerang dengan keras sambil menikmati tercapainya orgasme pada saat yang bersamaan.

Aku dapat merasakan spermanya yang menyembur deras di dalamku, sedangkan vaginaku juga mengeluarkan cairan yang sangat banyak, tanda aku sudah mencapai orgasme untuk yang kedua kalinya.

Dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan kami. Aku memeluk erat-erat tubuh Riyan sampai dia merasa sesak karena aku memeluknya dengan sangat kencang. Kami seakan sudah tidak peduli bila tetangga sebelah rumahku akan mendengarkan jeritan-jeritan kami.

Riyan mencabut penisnya vaginaku dan akhirnya kami berdua hanya bisa tergeletak lemas di atas karpet dengan tubuh bugil bermandikan keringat.

Aaahh Yann kamu hebaaat banget Yann pujiku sambil mengistirahatkan tubuh yang sudah lemas ini.
Riyan ju ga Teh Haaah . Haaaah Terima kasih untuk kenik matan ini Belum pernah Riyan merasakan nikmat yang luar biasa seperti ini jawab Riyan sambil terengah-engah seraya mengecup keningku dengan mesra.

Setelah merasa kuat untuk bangun, kami berdua beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari sperma, keringat dan liur. Tapi di kamar mandi kami tidak melakukan persetubuhan lagi, melainkan hanya berciuman dengan mesra saja, karena kami takut tiba-tiba Citra atau keluargaku yang lain akan segera pulang.

Siraman air pada tubuhku benar-benar menyegarkan kembali pikiran dan tenagaku setelah seharian penuh bermain dengan Riyan.

Kami berdua pun membersihkan ruang di sekitar medan laga tadi dengan menyemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas persenggamaan tadi. Setelah beres, kami pun sedikit berbincang mengenai kejadian tadi.

Aku yang sempat ragu apa benar Riyan belum pernah bersetubuh, karena dia sudah terlihat ahli, bertanya lagi kepadanya. Ternyata dari pengakuannya, memang Riyan belum pernah melakukan persetubuhan dengan siapapun, termasuk Citra. Riyan mengaku melakukan ini hanya berdasarkan yang dia lihat dari DVD ataupun internet saja.

Di dalam pikiranku, aku juga merasa bersalah sekaligus kasihan kepada Citra yang belum sempat merasakan nikmatnya penis Riyan. Tentu saja kehilangan keperjakaan dengan kakak mantan pacarnya adalah pengalaman yang sangat mengesankan bagi Riyan. Dia berharap kami dapat melakukannya lagi kapan-kapan. Aku pun juga berharap dapat menikmati penis Riyan lebih sering lagi

(Visited 251 times, 1 visits today)
Categories