Cerita Seks Perkosa Anak Sendiri

Bokep JepangAugust 24, 2018Views 101
VIP579SLOT258SLOT161FASTBET99STARBET99HOKIBET99NEXIABET

FilmBokepJepang – Aku dan istriku tidak pernah memiliki apa yang kamu biasa sebut dengan kehidupan seks yang menarik. Saat kami melakukan seks, hanya digunakan dalam posisi yang wajar saja. Irama kehidupan seks kami yang memungkinkan kukatakan membosankan, aku mulai berfantasi tentang ‘hal dan orang lain’. Untuk bahan fantasiku, aku membiasakan menonton film porno di malam hari setelah semua orang di rumah tidur.

Yang mengejutkanku, kebanyakan film porno itu selalu menyalakan seorang gadis muda. Dalam masa jabatan tiga, aku tak pernah melihat wanita yang lebih muda sampai aku menyaksikan film-film itu. Aku sadar kalau ternyata gadis-gadis muda panas panas.

Hal lain yang menarik perhatianku adalah fakta bahwa permainan lesbian sangat populer. Aku mulai tertarik dengan gadis muda yang mencumbui vagina gadis muda yang lembut, basah, dan biasanya tak berambut.

Nantikan film-film itu untuk berfantasi mulai beralih kehidupanku. Aku punya tiga orang anak gadis yang beranjak remaja. Aku mulai memperhatikan mereka, kulihat cara mereka berpakaian, cara jalannya, dan segala tingkah laku mereka. Mereka menjadi obsesiku sendiri! Kuamati lebih detail saat mereka bangun pagi untuk melihat putingnya yang mengeras di balik potongan tidur mereka. Kunikmati menempatkan mereka yang terayun saat mereka berjalan-jalan dalam rumah. Aku terus melihat mereka sampai semuanya beranjak menjadi seorang gadis muda yang sempurna.

Yang lolos adalah Irma. Dia memiliki puting yang paling besar, branya mungkin D-cup atau lebih besar. Dia benar-benar tidak cantik, tapi enak dimakan. Aku berani teman-teman cowoknya banyak yang memperhatikan dadanya. Irma juga mempunya bokong yang kencang dan besar. Tapi meskipun dia yang paling tua di antara saudara-saudaranya, dia sering bertingkah seperti gadis pelajar separuh umurnya.

Yang paling muda Tia. Tia mungkin yang paling cantik di antara ketiganya. Masalahnya adalah dia pemalas, hanya duduk dan tak mengerjakan apa pun sepanjang waktu. Jadi pantatnya menjadi melebar ..? Putingnya baru mulai tumbuh. Dan di samping itu dia tomboy, aku jadi mempertanyakan jenis kelaminnya. Dia lebih suka berada di antara cowok-cowok cewek.

Eva yang di tengah, di antara anak-anakku, bentuk tubuhnya yang terbagus. Bagiku, dia memiliki tubuh dalam fantasiku. Dia memiliki tubuh yang sempurna dengan bra B-cupnya, atau C-cup kecil. Rambutnya yang panjang hingga melewati bahunya, dan matanya selalu nampak mempesona. Masalahnya dia yang paling bandel. Selalu membuat masalah.

Dia juga sadar kalau dia punya tubuh yang bagus dan selalu memakai pakaian yang memungkinkan hal itu. Di antara anak-anakku, Eva lah yang jadi bahan fantasi utamaku. Setiap kali aku menyetubuhi istriku, Eva lah yang ada dalam benakku!

Kisah ini bermula dengan Irma danajar Cindy. Cindy lebih banyak muda, tapi mereka sangat akrab. Cindy selalu menginap di rumah kami minum sekali sebulan. Cindy sangat kurus, dadanya kecil, tapi sangat manis.

*****

Saat malam Cindy menginap, aku mulai melihat film porno seperti biasa. Suaranya kumatikan jadi aku dapat mendengar kalau ada orang yang mendekat. Lagipula aku dengar suara berisik dari kamar Irma. Kupikir mereka sedang sibuk dengan masalah gadis remaja dan begadang sampai pagi ngomongin tentang cowok dan sekolah, atau apapun yang menjadi urusan gadis seusia mereka. Entah bagaimana bisa terdengar seperti orang yang sedang ngobrol. Kadang kudengar suara erangan .. Yang lama-lama cukup keras juga.

Aku mendekat ke pintu kamar Irma dan lebih lagi apa yang tengah terjadi. Dan benar! Itu suara erangan dan cukup berisik! Kalau saja pintunya tidak tertutup, pasti kedengarannya sampai luar dengan jelas. Lalu aku selamat teriakan kenikmatan.

Kudorong pintunya sedikit terbuka. Apa yang kulihat didalam sangat mengejutkanku. Cindy dan Irma berbaring di lantai dengan Tia di antara mereka. Kepala Cindy berada diantara paha Irma dan kepala Tia ada di sela paha Irma ..

Setelah mataku dapat menyesuaikan dengan kegelapan kamar itu, kulihat dada Irma bergerak naik turun dengan cepat karena nafasnya. Putingnya lebih besar dari yang kubayangkan. Tangannya memelintir putingnya sendiri saat Cindy menjilati kelentitnya dan dua jarinya yang terbenam pada vagina Irma. Mata Irma terpejam dalam kenikmatan yang diberikan Cindy.

Aku terus memperhatikan mereka hingga paha Irma mencengkeram kepala Cindy dan terlihat dia akan ‘memecahkan’ putingnya sendiri saat dia mencapai orgasmenya pada wajah Cindy. Kelihatannya Cindy juga memiliki orgasme dalam waktu yang sama, karena dia mengangkatnya dari paha Irma dengan cairan vagina yang menetes jatuh di pipinya bersama dengan tubuh yang mengejang dan kudengar sebuah umpatan keluar dari bibirnya. Aku suka mundur saat kurasakan ada benda yang menyorot punggungku. Saat kutengok, kulihat Eva sedang berdiri di depanku. Eva memandangku dengan mata indahnya dan bertanya ..

“Apa Papa menikmatinya?” Kemudian dia melihat ke bawah dan meremas penisku yang sudah keras.
“Tak perlu dijawab, aku bisa lihat dan kurasa Papa menikmatinya.”

“Kenapa Papa tak lepas saja celana Papa dan bergabung dengan kami?” Tanyanya bersama dengan yang bergerak masuk dalam celanaku dan mulai meremas penisku dengan pelan.

Dan tidak ada yang lain selain ikut bergabung dengan anak-anakku, tapi ..

“Papa nggak bisa, Mama kalian akan membunuh Papa.” Aku mendengarkan Irma saat aku mulai menjauhi mereka.
“Papa nggak tahu apa yang Papa berbakat!”

Sedihnya, aku tahu apa yang sudah kulewatkan. Aku sudah melewatkan acara untuk mendapatkan hanya satu, tapi empat gadis muda yang panas. Fantasiku hampir saja jadi nyata.

Aku pergi ke kamarku dan melewati disamping isteriku. Cinta saat aku dan isteriku melakukan hubungan seks terasa hambar. Kali ini saat aku merangkak ke atas tubuh, kusetubuhi dia dengan keras dan cepat. Aku keluar dalam beberapa menit saja, baru saja kukeluarkan penisku ..

“Bagaimana denganku?” Kudengar isteriku bertanya dan runtuhnya penisku yang masih keras.

Dia bergerak naik di atasku dan segera memasukkan kembali penisku dalam vaginanya. Ini pertama kalinya dia berinisiatif. Dan kupikir ini juga pertama kalinya dia di atas. Isteriku bergerak naik turun dan dapat kurasakan kebebasan yang mempermainkan kelentitnya saat dia bergerak diatasku.

Tak peduli yang berusaha mencapai orgasmenya membuatku terangsang kembali. Kuremas payudarnya, kubayangkan yang berada dalam diri saya adalah milik Irma. Kupelintir putingnya diantara jariku, keras dan lebih keras lagi, tak mungkin mundur aku. Dia menggelinjang kegelian, kekacauan yang semakin berubah kelentitnya. Ini pertama kalinya kurasakan cairan vagina isteriku menyemprot padaku. Orgasmenya kali ini terhebat dari yang pernah didapatnya. Aku jadi berpikir apa dia benar-benar puas dengan kami sebelumnya.

Cerita Lainnya:  Olive Memberikan Perawannya Kepadaku

Isteriku mulai melemah. Aku belum keluar kali ini, jadi kugulingkan ayah kesamping dan segera menindihnya. Langsung kuhisap putingnya dengan bernafsu. Kusetubuhi dia dengan kekuatan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Aku mulai mencium orgasmeku akan segera meledak. Saat puncakku semakin dekat, kugigit putingnya sedikit lebih keras, yang merilis pada orgasmenya. Dan saat kurasakan dinding vaginanya berkontraksi pada penisku, kutembakkan spermaku jauh di dalam tubuh untuk kedua kalinya dalam tiga puluh menit ini. Kuturunkan tubuhku dari atasnya.

“Tadi sungguh hebat” kata isteriku.
“Seharusnya kamu lebih sering seperti tadi.”

*****

Saat aku bangun keesokan harinya, isteriku sudah ada di sampingku. Tiba-tiba tiba di malam kembali terbayang. Kupejamkan mataku menikmatinya dan tanganku bergerak kebawah mulai mengocok penisku yang mengeras. Aku hampir saja mendapatkan orgasmeku saat kudengar ..

“Apa Papa tak kenal kami yang melakukan untuk Papa?”

Kubuka mataku segera dan sekarang melihat Irma dan Cindy berdiri di pintu kamarku. Orgasmeku tak bisa kucegah seiring dengan bayangan wajah Cindy yang belepotan dengan cairannya Irma yang melintas di benakku.

“Sudah, terlambat!” Kata Irma saat mereka meninggalkan kamar.

Aku langsung bangkit dan segera mandi. Aku hampir selesai mandi kapan saja tiba-tiba muncul kamar mandi mandi dan menyelinap masuk.

“Anak-anak sudah pergi. Ayo bersenang-senang. ”

Isteriku berjongkok di depanku dan memasukkan penisku yang masih loyo ke mulutnya. Penisku mulai membesar dalam mulutnya karena rangsangan lidahnya yang bergerak liar. Penisku makin membesar dan kurasakan kepala penisku meluncur masuk ke tenggorokannya. Dia tidak menariknya keluar dan bibirnya semakin keras ke rambut kemaluanku. Lalu kurasakan dia mulai menelan, gerakan-gerakan tenggorokannya yang sangat basah pada penisku. Dan hal pertama untuk Kami juga. Rasanya sungguh dahsyat, sesuatu yang belum pernah kualami. Isteriku memiliki keahlian yang disembunyikan dariku.

Pelan-pelan dikeluarkannya penisku dari tenggorokannya lalu masuk lagi semuanya. Dia menatapku dengan penisku yang terkubur dalam mulutnya dan dengan pelan dikeluarkannya lagi.

“Kamu menikmati sayang?” Tanyanya.

Aku bisa menjawabnya dia melakukan hal itu lagi, menelanku seluruhnya. Dia mulai menggerakkanya keluar masuk dalam mulutnya, dan tetap memandangku saat dia melakukan itu. Isteriku mulai menaikkan temponya hingga aku tak bisa terus lebih lama lagi datang tiba-tiba tiba ..

“Hei, hei, tunggu dulu bung. Belum waktunya. Lubangku yang lain perlu dimasuki, tahu. ”Katanya.

Isteriku berdiri dan berputar. Dia membungkuk di depanku, merapatkan pantatnya padaku. Penisku terjepit di lubang anusnya kemudian kuarahkan pada vaginanya.

“Siapa suruh mengalihkan senjatamu?” Tanyanya.
“Kembalikan ke tempat semula!”

Dia meraihnya dan kemudian mengembalikan penisku ke anusnya, sesuatu yang pernah kulakukan sebelumnya, tapi tidak dengannya. Pelan-pelan dia mendorong pantatnya ke belakang. Kulihat barangku jadi bengkok karena itu, kepala penisku mulai membelah lubang anusnya, tapi belum masuk. Anda bisa saja bisa saja, hanya saja saja.

Dia mengerang. Lalu, dia terus memasukkan ke belakang dan penisku seluruhnya. Aku tak bisa menolak rangsangan ini, kuraih pinggangnya dan mendorong lebih keras lagi untuk meneguhkan aku memasukinya seutuhnya. Kuputar pinggangku, memastikan dia dapat merasakan setiap mili senjataku didalamnya, aku terpukau akan pemandangan penisku yang terkubur dalam lubang anusnya. Lalu harga aku bergerak mundur.

Saat-saat yang sama dan kutekan lagi ke depan. Aku benar-benar keluarkan penisku dan menggodanya, mengoleskan gerakkan saja pada lubang anusnya. Lalu benar-benar kusingkirkan dan melesakkan penis penisku kembali ke lubang anusnya. Aku bergerak maju mundur dengan cepat. Pelan, cepat, pelan dan keras. Tak terlalu lama orgasmeku mulai naik. Dia pasti dapat merasakannya karena dia mulai memainkan inspirasi pada vaginanya, berusaha untuk mencapai orgasmenya sendiri. Untung saja dia harga sebelum aku.

Saat kurasakan orgasmenya segera meledak, aku semakin cepat pembohong. Pantatnya bergoyang dalam setiap hentakan. Dia mulai mengerang dengan keras seiring hentakanku terhadapnya. Tak kuhentikan gerakanku saat orgasme merengkuhnya, milikku segera datang! Kudorong makhluk hidup yang kubisa dan melihat spermaku bersarang dalam lubang anusnya. Isteriku memunculkan saat orgasme terjadi secara bertahap bersama ledakan spermaku yang kuberikan keluar. Akhirnya, aku selesai, tapi dia mendapatkan orgasme sekali lagi saat kepala penisku keluar dari jepitan lubang anusnya.

Isteriku membersihkan tubuhku lalu mendorongku keluar dari kamar mandi. Aku melangkah ke kamar kami dan berganti pakaian. Baru saja aku selesai pakai saat isteriku keluar dari kamar mandi dan muncul dalam kamar.

“Tadi benar-benar indah” katanya.
“Mungkin kita harus mengulanginya lagi nanti. Sekarang keluarlah dan nonton TV. ”

Baca Juga:  Cerita Seks Dewasa Perselingkuhan Dita

Anak-anakku, tanpa Cindy pulang tidak lama kemudian. Semuanya bertingkah normal. Aku melihat bola, dan mereka melakukan apa yang biasa mereka kerjakan di hari Minggu sakit.

Sisa makan itu biasa-biasa saja. Gadis-gadis pergi ke sekolah dan Isteriku pergi kerja seperti biasanya. Tak ada seorangpun yang jujur ​​atau menanyakan tentang peristiwa minggu lalu. Isteriku terlalu membiarkan setiap malamnya sepulang dia kerja. Anak-anakku juga bertindak seperti tak pernah terjadi apapun. Aku jadi mulai berpikir apakah hanya khayalanku atau aku bermimpi tentang itu?

Saat aku pulang bekerja di hari Jum’at, anak-anaku meminta ijinku apa yang bisa dilakukan selama malam. Cindy ingin menghabiskan akhir minggunya bersama kami dan Eva ingin di muka Ami bermalam juga. Aku suka Ami. Dia anggun. Kalau saja aku masih remaja, aku pasti akan mengajaknya kencan. Dia, seperti Eva, memiliki sosok sempurna. Bedanya Ami memiliki wajah yang dapat digunakan dengan mudah jadi seorang model jika dia mau.

Malam sekali semuanya tidur lebih awal. Mereka benar-benar ingin lepas dari rutinitas hariannya, baik itu sekolah atau kerja. Saat kami bangun hari Sabtunya, semua orang memintaku untuk menyerahkan pesta kebun. Maka, isteriku mengajak mereka semua pergi ke toko untuk belanja. Aku beristirahat sejenak sambil pergi mandi. Ada kerjaan menungguku saat mereka pulang nanti.

Saat mereka akhirnya pulang, ada yang sedang memborong semua barang-barang di toko. Aku bilang pada mereka jika hanya aku saja yang pasti akan selesai. Bisa kacau jadinya. Akhirnya mereka mau berbagi tugas. Dengan semua belanjaan yang mereka borong, hingga dua jam untuk memasaknya. Badanku bau asap dan terasa sangat letih. Saat aku masuk ke rumah, tak ada seorangpun di ruang keluarga di dapur.

Cerita Lainnya:  Masturbasi Dengan Pisang

“Hei! Dimana kalian? “Teriakku,” Saatnya makan! ”

“Ya!” Kudengar jawaban dari kamar Irma. Tapi tidak ada seorangpun yang datang untuk makan.

“Hei, kamu sedang apa sih? Apa nggak ada yang mau makan? ”Tanyaku jengkel.

“Ada!” Hanya jawaban yang kudengar dari kamar Irma.

Aku mendekat ke kamar Irma dan ternyata pintunya sedikit terbuka. Saat aku menengok infus, kulihat para gadis dengan berbagai posisi tanpa pakaian. Kudorong pintunya agar lebih terbuka.

“Apa yang kalian lakukan?”

“Sedang menunggu Papa.” Eva menjawab dan mendatangi masuknya tanganku.

“Kami membuang Papa minggu kemarin, tapi akhir pekan ini Papa tak akan dapat lolos dengan mudah.”

“Sudah Papa bilang. Mama kalian akan membunuhku! ”Tangkisku.

“Tidak, aku tak akan melakukannya!” Kudengar suara isteriku saat kulihat dia mengangkat di antara paha Irma.

“Gadis-gadis ini menginginkanmu! Bisa Apa aku menolak mereka? ”

Eva menarik tanganku ke kamar tengah. Baru jadi aku sadar kalau dia tak berani selembar benangpun. Kupandangi tubuh. Apa yang kusaksikan ini jauh lebih baik dari yang kubayangkan. Payudaranya besar tapi kencang dengan putingnya yang menunggu untuk segera dihisap.

“Bisa apa mereka?” Pikirku saat aku rendahkan tubuhku dan memulai menghisap puting itu.

Kurasakan memasukkan Eva membesar dalam mulutku, lalu kutaruh antara gigiku dan mulai menggigitnya pelan. Saat aku sedang sibuk dengan itu kurasakan ada tangan yang menarik turun resletingku. Lalu tangan itu merogoh kedalam celana dalamku dan mengeluarkan penisku. Aku melihat ke bawah dan kudapati Ami sedang mengarahkan penisku ke mulutnya dan segera saja dihisapnya. Kutelusuri lekuk tubuh Irma dengan tanganku sampai pada vaginanya yang tak berambut, dan menyelipkan jariku keluar. Dapat kurasakan kehangatan dalam vaginanya dan basah saat jariki kutekankan masuk dengan pelan. Aku berusah untuk mendorongnya lebih dalam lagi, tapi terasa ada yang menahan gerakanku. Eva memandangku ..

“Ya, Eva masih perawan, dan jari Papa adalah benda pertama yang masuk ke vagina Eva. Eva harap penis Papalah yang kedua. ”Aku membungkuk dan mencium Eva, bibir kami seakan melebur bersama, sebuah ciuman yang sempurna.

Sementara itu, Ami masih mengoralku. Usahanya jelas berdampak padaku. Aku melihat kebawah, bergerak maju di belakang batang penisku. Aku tidak ingin mengeluarkan sperma pertamaku dalam mulut Ami sementara ada pilihan lainnya. Vagina perawan Eva dihadapanku. Maka kukeluarkan penisku dari mulut Ami.

“Kita bisa majunya nanti.” Kataku harga.

Kudorong Eva ke tempat tidur, menindihnya dengan lembut. Kucium dia lagi ciumanku bergerak ke sekujur tubuh telanjangnya. Kujilati lehernya, dan kutinggalkan bekas jadi agar dia mengingat kejadian indah ini kemudian. Kemudian aku pindah ke dadanya, menghisapi putingnya. Ini adalah beberapa lenguhan keluar dari mulutnya. Saat kugigit lembut putingnya dan punggungnya terangkat agak keatas karena terkejut. Lalu turun ke perutnya hingga akhirnya bermuara pada vaginanya yang tak berambut.

Kupandangi saat lalu kubenamkan hidungku pada celahnya. Aroma yang keluar dari vaginanya penuaan membuatku mabuk. Saat kugantikan hidungku dengan lidah, akibatnya jadi jauh lebih baik lagi. Saat ujung lidahku merasakan untuk yang pertama kalinya melalui membuatku orgasme! Eva telah basah dan siap untuk aksi selanjutnya. Penisku membesar dan hanya dengan membayangkan apa yang segera menantiku didepan wajahku ini.

Ciumanku bergerak keatas dan berlabuh dalam lumatan bibirnya lagi seiring dengan kepala penisku yang menguak beranda keperawanannya. Eva mengalungkan lengannya dileherku dan menjepit pinggangku dengan gigi saat aku berusaha untuk memasukinya lebih dalam lagi. Dapat kurasakan kehangatan yang nikmat kepala penisku. Aku tak bisa menguranginya lebih lama. Eva sangat panas, basah dan rapat!

Pelan pun cukup kutingkatkan tekananku pada vaginanya. Bisa kurasakan bibirnya melebar kepuasanku, ke-basahannya mengundangku masuk. Kehangatan vaginanya membungkus kepala penisku saat aku menyeruak masuk. Aku terus terpesona dengan sedikit demi sedikit aku ingin segera melesakkannya kedalam dengan cepat seluruh batang penisku. Akhirnya dapat kurasakan dinding keperawanannya, batasnya sebagai seorang gadis untuk menjadi seorang wanita seutuhnya. Kupandangi dia tepat di mata.

“Sayang, ini akan sedikit sakit, tapi Papa memerintah sakitnya hanya memerintah saja.” Kurasakan yang lain. Akhirnya jebol juga dinding itu.

“Aargh! Gila! Sakit, Pa! ”Kata dengan mata yang berkaca-kaca. Vaginanya mencengkeram batang penisku, ototnya berputar pada penyusup dan rasa sakit.

“Tenang sayang, sakitnya akan segera hilang.” Dan kuteruskan ke dalamnya. Aku diamatus, mungkin untuk beradaptasi.

“Gimana? Udah baikan? ”Tanyaku. Dia anggukkan depan.

“Aku hanya merasa penuh, terasa aneh. Tapi juga enak enak berbarengan. ”

Aku mulai menarik dengan pelan, hanya beberapa inchi, dan kemudian mendorong lagi dengan lembut. Aku khawatirinya, tapi dalam waktu yang sama aku tak ingin segera menembakkan spermaku. Aku ingin menikmati rasa vaginanya selama mungkin. Kurasa dia mulai dapat menikmatinya, buka mendongak ke atas dan mata terpejam.

Kupercepat kocokanku, menariknya hampir keluar dan masuk kembali dengan pelan, menikmati rasa sempit vaginanya pada penisku. Eva mulai memutar pinggulnya seiring hentakanku. Tempo dan nafsu kami semakin meningkat cepat. Kurendahkan tubuhku dan mencium lehernya dan bahunya. Tiap gerakan tubuh saya mengantarku semakin dekat pada batas akhir.

“Ya Pa! Ya! Rasanya Eva hampir sampai! ”

“Papa juga sayang!” Dan kulesakkan ke lain yang terakhir kali. Menekan inisitas ke arah secarik mungkin saat kuledakkan sperma semprotan demi semprotan ke vaginanya. Dapat kurasakan cairan kami bercampur dan meleleh keluar dari vaginanya menuju ke buah zakarku.

Tubuh Eva bergetar di bawahku, tangan dan saling mendorongku merapat mundur. Pelan kutarik dan kudorong lagi dalam waktu saat persiapan spermaku melewati benar-benar kosong. Kutatap kehilangan dan menciumnya.

“Eva, ini adalah seks terbaik yang pernah Papa dapatkan.” Aku lupa bahwa kami tidak lucu dikamar ini.

“Aku dengar itu!” Kata isteriku.
“Kita akan melihat apa yang bisa kita ubah anggapanmu itu!”

Dengan para gadis-gadis itu dalam kamar ini, aku sadar ‘kesenanganku’ baru saja akan dimulai

(Visited 425 times, 1 visits today)
Categories