Cerita Panas Ngentot Ibu Muda

Bokep JepangAugust 24, 2018Views 45
VIP579SLOT258SLOT161FASTBET99STARBET99HOKIBET99NEXIABET

FilmBokepJepang – Namaku Deenee ini Saat aku berusia 28 tahun dan aku bekerja freelance di beberapa media elektronik di Jakarta. Di hari minggu diawal tahun ini aku berniat mencuci mobil di bengkel cuci langgananku. Hampir setiap minggu, aku selalu mencuci mobil di bengkel tersebut. Ada beberapa hal yang saya kenal di bengkel ini, salah satunya Ibu Nisa. 

Ibu Nisa berusia 48 tahun, pemandangan tidak cantik tapi sensual, mirip dengan Nunung pemain Srimulat, tinggi kira 165cm dan berat badan proporsional dengan tinggi, kulitnya kuning langsat, payudara lumayan besar, rambutnya panjang hingga ramping dan ramping semampai. Tidak menampakan kalo Ibu Nisa sudah punya dua anak yang dilakukan 15 tahun & 10 tahun.

Info ini saya dapat dari seringnya berbincang-bincang jika bertemu di bengkel. Hari itu kami bertukar nomer HP dan berjanji untuk saling berhubungan dan janjian untuk mau mobil. Hanya beberapa minggu ke depan kita selalu janjian untuk ke bengkel cuci. Aku ingat hari Selasa tanggal 29 Januari 2008 sekitar pukul 10.pagi, HP-ku bergetar dan aku menerima sms dari Ibu Nisa yang mengatakan bahwa Ibu Nisa meminta pertolonganku untuk menjemputnya di bengkel langganan di daerah Cipete karena mesin mobilnya mogok. Aku membeli dan mengatakan akan datang dalam waktu kurang lebih satu jam.

Sesampainya di bengkel Ibu Nisa langsung naik, hari ini Ibu mengenakan celana panjang kaki panjang hitam, kemeja stretch warna cream, rambutnya yang panjang digelungnya sehingga membuat sangguk cepol sederhana.

“Hari ini ada acara Dee?”, Ibu Nisa bertanya padaku.
“Ada bu, kenapa?”, Tanyaku, balik.
“Tolong anter aku ya ke kantor, kalo kamu sakit bisa Ibu mau pulang bareng.”
”Ok bu”, jawabku sambil tersenyum.

Aku mengantar Ibu Nisa ke kantornya di kawasan Senayan, lalu aku pergi menuju tempat aku bekerja. Menjelang sakit aku menerima SMS Ibu Nisa yang menanyakan kesediaanku untuk menjemput ke kantornya. Aku langsung menyanggupi menjemputnya pukul 16.30. Sepanjang perjalanan aku membayangkan bercinta dengan Ibu Nisa yang cantik menurutku. Penisku menjadi tegang membayangkan menyetubuhinya. Tak lama kemudian Ibu Nisa sudah bersamaku di dalam mobil.

“Kamu mau temenin Ibu belanja ga Dee”, tanyanya. 
“Mau bu”, jawabku singkat. Lantas aku langsung menuju Supermarket di Mall di kawasan Pondok Indah.

Kancing atas kemeja Ibu Nisa yang terbuka membuat belahan dadanya yang besar nampak bahwa dia membungkuk mengambil barang belanjaan di rak bagian bawah. Aku taksir ukurannya 34 tapi entah dengan cup-nya B, C atau D.

“Dee kamu ngeliatin apa ampe bengong”, membuyarkan lamunanku.

“Eh..ngga bu”, jawabku gugup. 
“Jangan bo’ong… pasti tadi ngintip kemeja ibu ya”, balasnya sambil mencubit pipi aku. 
“Habis kebuka sih, jadi aku ga sengaja ngeliat bu”, jawabku sekenanya. 
“Nakal kamu…”, balasnya sambil tersenyum merapatkan kemejanya tapi tidak mengancingkannya.

Singkatnya aku tiba di depan rumah Ibu Nisa dan menurunkan semua uangannya dirumahnya. Rumahnya yang kecil berarsitektur minimalis dan halaman tertata rapi terlihat membuat suasana menjadi sejuk. Ibu Nisa menawarkan untuk mampir dan melayani minuman dingin, kemudian pamit untuk mengganti baju dan lepaskan diri. 
Tak lama kemudian Ibu Nisa keluar dan celana pendek dan kaos tank top ketat dan membuat buah dadanya sedikit menyembul keluar dari kaosnya. Rambutnya masih tergelung dengan rapi.

“Koq sepi sih rumah bu, pada kemana anak-anak?”, Tanyaku. 
“Iya anak-anak lagi nginep di rumah neneknya, pembantuku lagi buat di sini”, jawabnya.

Ibu Nisa mengajakku ke ruang tengah biar bisa mengobrol sambil menonton televisi. Ibu Nisa adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh beberapa tahun lalu dan diwariskan usaha peninggalan yang makin berkembang waktu dikelolanya.

“Maaf bu, makan malam udah siap”, kata pembantunya. 
“Yuk makan dulu Dee, ibu tahu kamu pasti belum makan malem”, ajaknya sambil menggandeng tanganku dan mengajakku kearah meja makan.

Cerita singkat setelah makan, aku kembali duduk diruang tv dan dari DVD American Pie yang baru aku pinjam dari teman kantorku. Ibu Nisa duduk tepat disebelahku. Bau harum parfumnya sungguh menggoda hasrat birahiku. Penisku mulai menegang perlahan dan mengeras. Aku duduk di pinggir sofa dan tiba-tiba Ibu Nisa menyandarkan tubuh ke tubuhku.

“Eh ibu ..”, kataku gugup. Ibu Nisa hanya tersenyum dan menarik lenganku memeluk pinggangnya. 
“Ndak pa-pa kan Dee aku nyender gini?”, Tanyanya.

Aku mengangguk mengecup keningnya. Penisku semakin tegang dan keras. Terasa sekali dengan Ibu Nisa.

“Koq ‘ade’mu keras sih Dee?’ ‘, Tanyanya sambil mengelusnya pelan. 

“Habis Ibu wanginya nafsuin sih”, jawabku sekenanya.

Ibu Nisa berdiri dan menghadap kearahku.

“Kamu bisa aja, ibu khan dah 48 Dee.”, Ujarnya. 
“Iya emang ibu dah 48 tapi masih ayu dan nafsuin”, kataku sambil tertawa.

Ibu Nisa mencubit pahaku. Kudekatkan wajahku dan kucium pipinya menuju bibirnya. Ibu Nisa tidak menolak, aku mencium lembut bibirnya. Ibu Nisa membalas ciumanku. Aku beranikan diri meraba punggungnya dan Ibu Nisa meraba celanaku.

Cerita Lainnya:  Cerita Sex Kamu Jadi Pemuasku

“Penis kamu ngacengnya keras banget Dee”, sambil mengelus penisku dari luar celana jeansku. 
“Tetek ibu dan gede”, ujarku sambil meraba dan meremas pelan payudaranya. Payudaranya ukuran 34 dengan cup DD. 
“Sss… Deee… teruuss remes say ..”, desahnya menikmati pijatan tanganku di payudaranya.

Tangannya buka ikat pinggangku, celana jeans kancing juga retsuliting celana jeansku. Tangannya bergerilya di underwearku.

“Mmmm… Ibu Nisa enak banget…”, desahku sambil memelorotkan celanaku.

Ibu Nisa melepas tank top-nya dan tampaklah payudaranya yang besar terbungkus bra warna hitam berenda. Aku kagum diusianya oleh hati terawat, kulitnya bersih dan payudaranya masih tetap kencang. Mungkin karena senam BL yang dijalaninnya rutin setiap minggunya.

“Ibu seksi banget sih.”, Ujarku sambil mendekatinya dan merogoh bra-nya. Saya langsung menjilati payudaranya dan mengigit kecil putingnya yang coklat. 
” Ouuuuhhhh Deeee… isep bilang… jilat pentilnya Deee .. Aahhh… sss ”, desahnya sambil memeluk kepalaku.

Tangan Ibu Nisa merogoh celana dalamku dan mengelus penisku.

” Ohh Dee … besar juga ya penis kamu ‘,, sambil terus mengelus penisku.

Ukuran penis-ku tidak terlalu istimewa, aku pernah mengukur panjangnya hanya kurang lebih 18 sentimeter dan lingkarannya 6 sentimeter.

Ibu Nisa terus mengelus penisku dan tanganku mulai merogoh celana pendeknya dan ternyata Ibu Nisa mengenakan G-string warna hitam. Kuraba vaginanya yang hanya ditumbuhi rambutways sehabis dicukur. Kuraba vaginanya dan kumainkan klitorisnya.

(baca juga: cerita sex ibu likha)

Ibu Nisa mendesah dan membuat kencang kocokan layak di penisku. Kurebahkan tubuh dan kubuka celananya, kugeser tali G-stringnya dan langsung saja lidahku menjilati dinding vaginanya dan sesekali bisa klitorisnya.

“OOhhhhhh… ssssshhhhh… nikmattttt… Deee… jilat bilang… jilat terus memek ibu ‘,’ pintanya.  Aku terus melumat vagina dengan lidahku dan sesaat menghisasp klitorisnya.  Tubuh Ibu Nisa menegang, mengumpulkan menjepit kepalaku.

Setelah sekitar 10 menit, Ibu Nisa mendesah dan merintih nikmat, tiba-tiba saja tiba-tiba. Dia bergetar dan menegang.

“Deeee. .. ibu mau keluarrr .. aaAHHH… YYEESS .. DEEE ‘,’ desahnya setengah berteriak. Tubuhnya bergetar, mempertahankan kepalaku agar tetap di vaginanya.

Aku terus menjilati vaginanya.

“Duhh… Deee, geli bilang… auuuww .. .ngilu bilang… aahhh ”, terus ngonta dah dan ingin sama menyudahi permainan lidahku.

Aku makin senang Ibu Nisa makin tersiksa dengan kesenangannya sendiri. Ibu Nisa terus meronta ronta.

Dan terakhir,

“Deee. .. ampunn bilang… ibu ndak kuat ngilu banget… ”, Desahnya.

Aku menyudahi Permainan lidahku di selangkangannya.

Aku berdiri dan tersenyum, Ibu Nisa tergeletak lemas, tersenyum dan mencubit pahaku.

“Kamu nakal banget sih Dee, udah minta ampun masih aja diterusin”, ujarnya manja. 
Ibu Nisa memintaku untuk duduk di sofa dan membuka celanaku. Tangannya meraba batang penisku yang masih terbungkus dalam dan kadang-kadang menciumnya.

“Ouuhhh bu … aku buka aja celananya ya.”, Ujarku sambil menarik turun underwearku.

Ibu Nisa menciumi dan menjilati ujung kepala penisku dan terus mengelus dan mengurut batang penisku.

“Aaahhhh… ibu… ya…”, desahku kompilasi Ibu Nisa mengulum dan menghisap batang penisku dan memainkan lidahnya di seputaran batang dan kepala penisku.

Saat tanganku ingin masukep tangan-tanganku yang dijepisnya.

“Kamu diem aja Dee.”, Sambil terus menhisap dan menikmati penisku.

Aku hanya bisa pasrah menikmati permainan mulut seorang wanita bersama Ibu Nisa. 
Ibu Nisa terus menghisap batang penis dan buah zakarku serta menjilatinya, sesekali dia menjilati lubang bokongku tanpa rasa jijik. Terasa geli namun aku menikmatinya.

“Oouuhh bu nikmat banget sepongannya… aahhh .. sshhhh… mmppphh”, desahku. 

“****** kamu lumayan Dee.”, Mati lalu kembali melakukan permainan mulutnya di penisku.

Setelah beberapa lama,

“Dee kamu ga keluar-keluar bilang?” ‘, Tanyanya sambil mencium bibirku. 
“Aku kalo disepong nggak lama keluarnya bu …”, Jawabku sambil meraba payudaranya.

Ibu Nisa membuka diri dan mengangkangi tubuhku. Tangannya membimbing batang penisku menuju vaginanya. Tubuh Ibu Nisa mulai naik turun dan sekaligus memutar pantatnya.

“Ouuuhh … Dee. .. enak banget … ssshhh. .. aahh .. Yess. .. isep tetek ibu bilang .. ”, mintanya dengan nikmat.

Aku membuka mata branya dan terpampang dua bukit kembar yang menantang siap untuk dimainkan. Kujilati meletakkan posisi kiri sesekali kuhisa dan kugigit kecil sambil tanganku meraba dan meremas payudaranya yang sebelah kanan. Kulakukan bergantian.

“Aaaahhhhh… mmmpphhhhh… Deeee… Ibu senang… enaakkk ..”, rintihnya sambil terus menaik-turunkan tubuh.

Setelah beberapa lama, aku menggendongnya dan merebahkannya di atas karpet.

“Deee… entot ibu berkata. ****** kamu nikmat banget Deee. ”, sayangku lirih.

Lalu aku sedikit memiringkan tubuhku Berlin penisku sedikit miring dan bermain vaginanya dengan kepala penisku, sesekali kuhujamkan seluruh batang penisku ke vaginanya.

“Deee..kamu gila… diapain memek kata ibu .. aaahhh .. enak…”, desahnya sambil meremas remas pantatku.

Cerita Lainnya:  Ngentot Di Kolam Air Panas Memang Nikmat

Ses hanyalah bola mata hanya terlihat putihnya saja.

“Bu Nisa… sshhh memek ibu hanget banget.”, Jawabku sambil terus menggenjot tubuh dengan ritme teratur. 

“AH Deee… terus bilang… Ahhh”, desahnya setengah guling saya menggulirkan sedikit lebih cepat.

“Deee… Ahhh ibu ga kuat. .. oouuhhh. .. aku mau kelua .., Arghhh… Dee terus entot aku… Ya .. ya… ”, jeritnya bersama dengan tubuh yang menegang dan bergetar menandakan Ibu Nisa mendapatkan klimax nikmat yang kedua kalinya.

“Oohhh Deeee… kamu gila. Memek ibu diapain tadi bilang? ”, Tanyanya.

Aku hanya tersenyum sambil kubimbing tubuh dan memintanya untuk tengkurap dan pantatnya sedikit kuangkat serta ikat pinggang kecil kubuka. Aku berlutut dibelakangnya dan kubimbing masuk penisku ke liang vaginanya yang masih berdenyut akibat dari orangasmenya tadi.

Hanya setengah dari batang penisku saja yang kumainkan didalam liang nikmatnya. Setelah beberapa lama. Aku setengah berdiri menekuk luntutku dan kembali menghujam liang vaginanya dari belakang dengan penisku. Aku melakukan dengan ritual dan mengisi yang sama dengan sebelumnya.

baca juga : Cerita Seks Panas Selingkuh Terbaru 2018

“Deee .. .kamu gila… Enak banget bilang… ****** kamu berasa banget bilang. Oohhh… terus bilang… keluarin sayang… keluarin. .. aaahhhhh .. entot aku berkata… uhhh… kalo kayak gini aku bisa nagih Dee… ouuhhh enak banget… terus Dee .. Entot meme aku Dee… Uhhhh enak banget ngentot ma kamu… penis kamu deee… enak .. ”, Ibu Nisa terus meracau dan tangguh dari yang sakit bantal yang dirasakannya dari atas kursi.

Terasa batang penisku akan mencapai titik puncaknya.

“Ouuhh bu … aku mau keluaarr … aaahh …”, desahku. Tiba-tiba tiba. Nisa melepaskan tubuh dan segera berbalik dan ibu jarinya. Ujung ujung bawah penisku dengan keras.

“Bu… ahhhh ngilu…”, desahku menjerit sambil meringis tahan ngilu yang teramat sangat.

Ibu Nisa tidak melepaskan jarinya hingga nafas dan tubuhku kembali rileks.

“Apa sih bu? koq pake diteken ****** aku… ngilu banget! ”, tanyaku penasaran dengan apa yang diperbuatnya, Ibu Nisa hanya tersenyum dan memintaku untuk menyetubuhinya lagi.

Kubimbing Anda membentuk posisi doggy style, lalu kumasukan penisku ke liang surganya.

“Dee… mmpphhh… Dee… ngentotin aku… ahhh… mmmm Deeee”, desahnya.

Kepalanya bergerak tak beraturan, rambutnya yang tergelung rapi terlihat mulai berantakan.

“Aaahh Dee… aauuhhh… Dee…”, jaritnya mencampur rambutnya sedikit kujambak bersamaan dengan masuknya penisku ke dalam vaginanya dengan keras.

Terus kugenjot liang vaginanya sambil sesekali rambutnya yang panjang kutarik dan kujambak pelan seperti kenangan tali kuda kuda. Tak lama kemudian tubuhku mulai menegang dan penisku kelelek akan memuntahkan lahar panasnya.

“Bu Nisa… aku mau keluar bu. Aahhh aku ga tahan lagi… aaahhh… ibuuu… ”, desahku. Ibu Nisa melepaskan penisku, membalikkan tubuh dan berlutut di hadapanku.

Mulutnya langsung menghisap, menjilati dan memberi semangat untuk mengocok penisku.

Tiba tiba Anda bergetar dan, “cret cret cret…”.

“Oohh bu … aku keluar … Ahhhhhh …”, desahku setengah berteriak bersama dengan muncratnya spermaku dalam mulut Ibu Nisa. Kedua tanganku menemukan lehernya dan sesuatu yang menjambak rambutnya.

Air maniku tumpah didalam mulutnya dan sebagian menetes keluar disela sela bibirnya. Ditelannya semua air maniku dan Ibu Nisa menjilati sisa sperma yang masih menetes dan membersihkan penis aku dengan lidahnya.

Aku terduduk lemas di sofa dan keringat menetes dari tubuhku. AC diruangan serasa menjadi tidak terasa sejuk karena panasnya permainan tadi. Aku sungguh tidak menyangka kalo Ibu Nisa akan menelan semua sperma yang aku keluarkan, aku hanya bisa tersenyum dan memeluk tubuh yang tergeletak lemas di pangkuanku.

“Makasih ya Bu… tadi nikmat banget.”, Kataku sambil mencium keningnya.

“Ibu juga terima kasih ya bilang… udah lama aku ndak ML kayak gini sejak suami ibu ndak ada. Kamu gila Dee… ****** kamu nikmat banget .. ”, tutur dan menciumku serta batang penisku.

Tak perlu sudah jam 22.30, berarti sudah jam dua kali kita memacu hasrat birahi.

Aku pamit pulang dan dihadiahi pelukan dan ciuman mesra dari Ibu Nisa. Dalam perjalanan pulang dan menerima SMS yang isinya,

“Permainan kamu gila Dee… Ibu suka. Kalo nagih gimana nich? ”Lalu aku balas, 
“ Yah kan ibu tinggal di telp atw sms saya aja kita bisa janjian kalo baru siang ga sibuk. ”

Ibu Nisa mengiyakan dan dalam 10 menit aku tiba dirumah. Untuk keintiman saya gunakan untuk mengambil titipan yang dititipkan di meja resepsionis. Aku buka titipan itu ternyata Ibu Nisa memberikan jam tangan merk Levi’s yang aku impikan dan aku terimain melalui SMS saat beliau sedang rapat.

 

(Visited 1,486 times, 1 visits today)
Categories